4-58c6a4b1339773690173f8f5.jpeg
Untuk memastikan bayi kami baik-baik saja, kami tak pernah menolak rekomendasi perawatan yang dokter tawarkan meskipun kompensasi materi yang dibayarkan tidak murah. Fasilitas kesehatan dari perusahaan tidak mengikat lagi dan kami harus tanggung sendiri semua biaya kesehatan ini selama 10 hari. Jika dihitung, untuk biaya persalinan dan biaya perawatan si kecil, kami harus merogoh puluhan juta rupiah, dan itu berhasil menggerus dana tabungan yang kami punyai. Tapi senyuman si kecil, sanggup mengabaikan itu sejenak saja.
Pengalaman Adalah Guru
Dari sinilah kami merasakan arti kebahagian itu. Meskipun kondisi keuangan kami mulai payah, dimana selama 3 bulan setelah kelahiran, suami saya belum lagi mendapatkan pekerjaan tetap. Dengan uang tabungan yang ada kami harus membagi adil keperluan hidup kedepan. Upaya kami salah satunya mencoba mengikuti program kesehatan dari pemerintah, yang berbayar ekonomis dan tentu pas dengan kantong kami saat ini.
5-58c6a4c5b47a61710f36ddd6.jpg
Ternyata gelombang musibah masih kami rasakan. Jagoan kami yang menginjak usia 3 bulan mengalami muntaber hebat dan harus
opname di rumah sakit kembali. Kepersertaan asuransi program pemerintah, bisa jadi jawaban atas usaha pengelolaan keuangan kami. Namun keterbatasan fasilitas kesehatan ini tentu saja mengundang rasa kecewa dan was-was terhadap keadaan bayi kami, dan kami harus memaklumi itu. Dengan ruang perawatan yang berisi 4 orang di kelas 3, tentu membuat banyak catatan
negative yang tidak bisa diceritakan disini.
Semua Asuransi Sama Saja ?
Berasuransi seolah-olah sulit, jika terus mempertimbangkan banyak hal terutama biaya premi-nya. Namun seketika saya harus mengambil keputusan itu. Dan mengikuti salah satu produk asuransi komersil, sebagai salah satu upaya pengelolaan keuangan yang lebih baik lagi. Setelah jagoan kami pulang dari rumah sakit dan sehat, menginjak umur 6 bulan, seketika saya menyetujui untuk berasuransi di salah satu perusahaan asuransi terkenal dengan premi bulanan sebesar Rp 500 ribu perbulan.
6-58c6a4d85b7b616016a4af6b.jpg
Sehingga perbulan, budget kesehatan keluarga menjadi Rp 1.5 juta untuk 3 orang, kalau-kalau mendapat musibah kecelakaan dan perawatan di rumah sakit yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan kondisi keuangan yang mencekik ini, saya kira menjadi keputusan tepat meskipun hingga saat itu suami saya belum lagi mendapatkan pekerjaan tetap. Karena kami yakin, gelombang masalah/cobaan kehidupan akan terus ada.
vip-58c6a4e38423bdc026bf4ccf.jpg
Di usia bayi kami 8 bulan, bayi kami terserang gejala
Typhes. Muntah hebat dan tidak mau makan. Terpaksa si kecil harus dirawat kembali di rumah sakit. Proteksi asuransi yang baru berjalan 2 bulan benar-benar menyelamatkan “nyawa” keluarga kami. Fasilitas kesehatan kelas VIP dan full pembayaran
bill rumah sakit tidak perlu kami dipikirkan lagi. Kebahagaian kami
full tercurah merawat si kecil dengan fasilitas tersebut, rasa was-was kami terhadap biaya tambahan belasan juta di rumah sakit yang bisa menggerus tabungan tidak terjadi lagi, dan dapat dimanfaatkan untuk modal usaha dan pembayaran kredit rumah dan mobil selanjutnya.
vip2-58c6a4eab392730b7db01481.jpg
Sedia Payung Sebelum HujanAsuransi Zurich adalah satu dari banyak perusahaan asuransi yang bisa kita pilih untuk mengelola keuangan dan resiko hidup keluarga kita. Fakta jika menjalani kehidupan akan merasakan macam-macam gelombang, tentu langkah ini menjadi arif untuk dipertimbangkan. Produk Ziaga Jiwa dari Zurich misalnya bisa menjadi solusi tadi, dengan premi yang terjangkau mulai Rp 5.000-an/hari, bisa menjadi upaya mengelola resiko musibah yang berurusan dengan rumah sakit yang kita bisa hadapi kapan saja tanpa diketahui sebelumnya. Yuk, bisa dilihat di siniuntuk produk selengkapnya.
Pengalaman mendapatkan musibah selalu saja menjadi referensi dalam membeli produk asuransi ya. Namun, tidak semestinya juga kita menunggu musibah/cobaan datang terlebih dahulu untuk lalu ber-asuransi. Gelombang hidup bisa datang dari segala penjuru mata angin. Bisa mengancam kita dan keluarga kita bahkan assetyang kita bangun dari nol, seperti rumah, kendaraan sampai usaha yang kita miliki. Sehingga diharapkan gelombang demi gelombang cobaan yang kita hadapi, menjadikan kita tetep bisa tampil survivemenjalani kehidupan ini bersama keluarga yang kita cintai.
Lihat Humaniora Selengkapnya