Setiap getar-getir di dada, kupancarkan risauku ke langit sore,
Serupa geletar sinar yang menjalar, di dada senja yang gemetar.
Kekasihku, yang tetap kujaga dalam dadaku ialah sayap-sayap waktu;
detak-detik rindu yang tidak berhenti mendebarkan namamu.
Barangkali, seperti inilah rindu yang kumaksud,
jalannya sudah sempoyongan, tubuhnya gemetar,
tapi dadanya masih sanggup berdebar.
Senja berakhir, malam tiba.
di bawah tatapan lampu temaram, sepi mengajariku mencari terang,
meggelayuti tubuhku; yang telanjang disunyikan malam.
malam lebih terasa beku karena rindu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!