Dewasa ini masalah energi terutama pembangkit energi fosil tampaknya menjadi problematika utama terkait dengan munculnya isu pemanasan global dan krisis iklim. Energi alternatif  yang ramah lingkungan sebagai pengganti energi fosil akan bertambah ramai diperbincangkan.Â
Ada beberapa sumber energi alternatif yang berasal dari energi alam yang ramah lingkungan dan persediaannya tidak terbatas, seperti diantaranya adalah adalah energi surya, angin, gelombang dan  perbedaan suhu air laut. Dengan  meningkatnya kebutuhan energi yang semakin besar, penggunaan sumber energi listrik dari sumber energi hybrid (beragam) merupakan pilihan yang tidak dapat disingkirkan lagi.
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan potensi pancaran energi matahari terjadi sepanjang tahun. Energi surya memiliki potensi mencapai 207,8 GW dan menjadi energi dengan potensi yang paling besar diantara sumber energi alam lainnya. Oleh karena itu, alternatif pembangkit listrik tenaga surya adalah langkah cerdas untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Energi surya (energi matahari) adalah energi yang berupa sinar dan panas yang bersumber dari matahari. Energi Surya dapat dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung pada jarak dari khatulistiwa. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti fotovoltaik surya.
Fotovoltaik adalah teknologi pengubahan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung. Peralatan fotovoltaik berbentuk kumpulan sel surya yang disusun secara seri atau paralel dan disatukan menjadi modul surya (panel surya). Namun sangat disayangkan, penginstalan panel surya di Indonesia masih sangat minim padahal potensi energi alam ini begitu besar jika diaplikasikan.
Dalam forum Pembekalan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Batch 2, Bapak Dr-Ing. Eko Adhi Setiawan selaku pemateri mengatakan bahwa "untuk memperluas penginstalan panel surya perlu dilakukan kerja sama pada sektor lain seperti agroindustri"
Sebuah studi di Universitas Arizona juga mengatakan bahwa panel surya tidak hanya memberikan energi listrik saja namun juga dapat membantu pertumbuhan tanaman pertanian untuk menghasilkan panen yang lebih banyak. Agrovoltaic (APV) merupakan istilah yang digunakan oleh peneliti dalam hal peningkatan hasil pertanian dengan menggunakan panel surya (photovoltaic).
Bagaimana dengan sektor Infastruktur?
Konservasi energi sebenarnya bukanlah merupakan kriteria baru dalam desain bangunan. Konteks keberadaan suatu bangunan selalu ditentukan oleh batasan iklim dan material bangunan. Saat ini listrik nampaknya sudah menjadi kebutuhan yang sangat diandalkan  masyarakat, terutama karena hampir semua pekerjaan menggunakan tenaga listrik.Â
Bila terjadi pemadaman listrik maka pekerjaan akan terhenti. Maka seiring bejalannya waktu, pemanfaatan pembangkit listrik seperti panel surya akan menjadi arsitektur bangunan hijau masa depan yang tidak hanya mandiri energi tetapi juga memiliki nilai estetika di dalamnya.