Mohon tunggu...
Hari Anggara
Hari Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Structural Reinforcement

Civil Engineering Student at Hasanuddin University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Energi dan Estetika, Infrastruktur Masa Depan Akan Gunakan Panel Surya

26 Februari 2022   21:42 Diperbarui: 26 Februari 2022   21:47 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: theagilityeffect.com

Dewasa ini masalah energi terutama pembangkit energi fosil tampaknya menjadi problematika utama terkait dengan munculnya isu pemanasan global dan krisis iklim. Energi alternatif  yang ramah lingkungan sebagai pengganti energi fosil akan bertambah ramai diperbincangkan. 

Ada beberapa sumber energi alternatif yang berasal dari energi alam yang ramah lingkungan dan persediaannya tidak terbatas, seperti diantaranya adalah adalah energi surya, angin, gelombang dan  perbedaan suhu air laut. Dengan  meningkatnya kebutuhan energi yang semakin besar, penggunaan sumber energi listrik dari sumber energi hybrid (beragam) merupakan pilihan yang tidak dapat disingkirkan lagi.

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan potensi pancaran energi matahari terjadi sepanjang tahun. Energi surya memiliki potensi mencapai 207,8 GW dan menjadi energi dengan potensi yang paling besar diantara sumber energi alam lainnya. Oleh karena itu, alternatif pembangkit listrik tenaga surya adalah langkah cerdas untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

Energi surya (energi matahari) adalah energi yang berupa sinar dan panas yang bersumber dari matahari. Energi Surya dapat dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang utamanya bergantung pada jarak dari khatulistiwa. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi seperti fotovoltaik surya.

Fotovoltaik adalah teknologi pengubahan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung. Peralatan fotovoltaik berbentuk kumpulan sel surya yang disusun secara seri atau paralel dan disatukan menjadi modul surya (panel surya). Namun sangat disayangkan, penginstalan panel surya di Indonesia masih sangat minim padahal potensi energi alam ini begitu besar jika diaplikasikan.

Dalam forum Pembekalan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Batch 2, Bapak Dr-Ing. Eko Adhi Setiawan selaku pemateri mengatakan bahwa "untuk memperluas penginstalan panel surya perlu dilakukan kerja sama pada sektor lain seperti agroindustri"

sumber: Builder.id
sumber: Builder.id

Sebuah studi di Universitas Arizona juga mengatakan bahwa panel surya tidak hanya memberikan energi listrik saja namun juga dapat membantu pertumbuhan tanaman pertanian untuk menghasilkan panen yang lebih banyak. Agrovoltaic (APV) merupakan istilah yang digunakan oleh peneliti dalam hal peningkatan hasil pertanian dengan menggunakan panel surya (photovoltaic).

Bagaimana dengan sektor Infastruktur?

Konservasi energi sebenarnya bukanlah merupakan kriteria baru dalam desain bangunan. Konteks keberadaan suatu bangunan selalu ditentukan oleh batasan iklim dan material bangunan. Saat ini listrik nampaknya sudah menjadi kebutuhan yang sangat diandalkan  masyarakat, terutama karena hampir semua pekerjaan menggunakan tenaga listrik. 

Bila terjadi pemadaman listrik maka pekerjaan akan terhenti. Maka seiring bejalannya waktu, pemanfaatan pembangkit listrik seperti panel surya akan menjadi arsitektur bangunan hijau masa depan yang tidak hanya mandiri energi tetapi juga memiliki nilai estetika di dalamnya.

Namun kelemahan dari semua ini terletak pada investasi diawal yang relative lebih mahal. Badan Energi Internasional menyatakan bahwa "perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau dan tidak terbatas, akan memberikan keuntungan  jangka panjang yang besar. 

Perkembangan ini  akan meningkatkan keamanan energi negara- negara melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan, mengurangi polusi, mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim,  dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya.

Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu,  biaya insentif tambahan untuk pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk pembelajaran. Inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi bersama dalam mewujudkan transisi energi dan pembangunan infrastruktur hijau.

secara umum, infrastruktur terbagi dalam beberapa kelompok antara lain , infrastruktur bangunan, infrastruktur air dan infrastruktur transportasi. Di bidang infrastruktur bangunan panel surya mulai banyak diterapkan pada rooftop atau atap bangunan namun masih belum di terapkan di sektor infrastruktur lainnya yaitu air dan transportasi.  

Infrastruktur air meliputi bangunan konservasi air ataupun bangunan yang berkaitan dengan laut seperti pelindung pantai. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, mencapai 95.181 km. mengetahui hal tersebut, probabilitas terjadinya abrasi pantai juga semakin tinggi. 

Pembangunan infrastruktur pelindung pantai seperti floating breakwater merupakan strategi tepat dalam menyelamatkan topografi pesisir. Peluang pengaplikasian solar panel pada sektor ini dapat dijadikan pertimbangan penting dalam mempercepat laju transisi energi. 

Disamping floating breakwater tidak membutuhkan dana pembebasan lahan juga pengaplikasian solar panel pun tidak akan dipungut biaya berlebih jika dibandingkan pemasangan di darat.

Tidak berhenti disitu, infrastruktur transportasi seperti jembatan juga dapat menjadi media penginstalan panel surya. Bagaimana menurut anda, jika suatu saat nanti jembatan memiliki atap panel surya? Siapa sangka ide ini tidak hanya berkontribusi dibidang konservasi energi saja, melainkan juga benilai estetika? Oleh karena itu, kita perlu melihat pontesi di berbagai sektor untuk meningkatkan instalasi panel surya di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun