Perkembangan sosial-emosional adalah proses yang membentuk bagaimana seseorang mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi serta membangun hubungan sosial yang sehat. Proses ini dimulai sejak masa kanak-kanak dan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Namun, perkembangan sosial-emosional tidak terjadi begitu saja. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, baik dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitarnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai determinan atau faktor yang memengaruhi perkembangan sosial-emosional, mulai dari faktor biologis hingga lingkungan.
1. Faktor Biologis
Faktor biologis adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, termasuk:
Genetik:
Setiap individu memiliki karakteristik genetik yang unik. Genetik memengaruhi temperamen, yaitu sifat bawaan yang membuat seseorang cenderung lebih emosional atau lebih tenang. Misalnya, anak yang secara genetik memiliki temperamen yang mudah marah mungkin memerlukan strategi khusus dalam mengelola emosinya.
Kesehatan Otak dan Sistem Saraf:
Perkembangan sosial-emosional sangat bergantung pada fungsi otak dan sistem saraf. Anak-anak dengan gangguan neurologis atau keterlambatan perkembangan otak sering kali menghadapi kesulitan dalam mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.
Hormon:
Hormon, seperti kortisol (hormon stres) dan oksitosin (hormon cinta), memengaruhi respons emosional dan kemampuan seseorang dalam membangun hubungan sosial. Ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional.
2. Faktor Keluarga