Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Air Mancur Seharga Rp 50 Milyar dan Pariwisata Purwakarta

19 Januari 2016   00:56 Diperbarui: 28 Januari 2016   22:41 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkecil hati, tentu bukan saatnya demikian. Purwakarta sebagai kabupaten yang kaya secara tofografi tentu memiliki objek wisata lain yang lebih menjanjikan,  Wisata alam! Tak dipungkiri, sebagai wilayah yang terhampar luas di daerah perbatasan kawasan landai pantai utara dengan kawasan berbukit daerah Priangan, Purwakarta menyimpan begitu banyak pesona alam yang sebagian besar masih belum dikelola dan dipromosikan secara optimal.

Daerah  bukit-bukit andesit di sekitar Jatiluluhur, kompleks intrusi Gunung Cupu hingga Gunung Aseupan menyimpan keelokan yang belum banyak terekspos. Belum lagi sungai dan air terjun nan jernih di bawah kaki gunung Burangrang yang fasilitasnya banyak yang belum memadai. Meski angin segar datang dari pernyataan kepala Bappeda Purwakarta yang menyebutkan akan mengalokasikan dana Rp 5 milyar untuk wisata Gunung Parang pada 2016 mendatang. Namun, bagaimana nasib tempat wisata lain yang sudah saya sebutkan tadi?

Potensi yang saya sebutkan di atas belum lagi potensi wisata budaya seperti kampung budaya di Tajur yang menurut hemat saya belum mampu terpasarkan sebaik kampung Naga di Tasikmalaya ataupun Kampung Baduy di Banten. Pun jika Purwakarta akan mengangkat tema wisata sejarah, akan lebih menjanjikan jika mengangkat tema sejarah dari sudut pandang lain.

Tema  heroik mengenai pertempuran-pertempuran yang pernah terjadi di Purwakarta, sejarah bangunan peninggalan Belanda hingga pahlawan dan ulama-ulama yang telah membangun Purwakarta tentu akan terasa lebih nyata dan terukur secara histori. Jelas ikon-ikon itu akan lebih terkesan natural dan memang memiliki hubungan emosional yang lebih erat dengan wilayah yang telah genap berusia 184 tahun ini.

Pembangunan air mancur seharga puluhan milyar menurut saya bukan srategi yang baik. Masyarakat Jakarta dapat dengan mudah menemukan air mancur serupa ini di bundaran HI, Monas bahkan di Grand Indonesia, pun masyarakat Bandung akan dengan mudah melihat aksi serupa di Cikapundung, meski dengan skala yang lebih kecil.

Masyarakat Plered atau Maniis- yang jaraknya belasan kilometer dari Kota Purwakarta- akan merasa jengah juga jika setiap akhir pekan menghabiskan waktu dengan memandangi air mancur yang sama. Pun bagi saya, yang sehari-hari tingga di Jakarta, mengunjungi air mancur yang sama berulang-ulang nampaknya agak sedikit membuat Saya bosan.

Membangun air mancur sebagai destinasi utama-tanpa destinasi wisata kota pendukung lainnya - menurut saya bukan ide yang cemerlang. Dubai dan Singapura membangun air mancur hanya sebagai penarik minat, bukan wisata utama. Karena wisata utama yang menyumbangkan pendapatan melimpah adalah wisata belanja dan hiburan kota yang mumpuni. Kedua kota maju ini memang didukung dengan fasilitas urban yang telah dibangun dengan amat baik, apakah Purwakarta siap dengan segala fasilitas kotanya?

****

Begitulah kebijakan, ditebar bak komoditas dagang. Laku atau tidaknya, populer atau tidaknya kembali lagi pada respon masyarakat, suka atau tidak suka. Namun terlepas dari suka atau tidaknya masyarakat, tentu derajat kebermanfaatan sebuah kebijakan atau program sebenarnya dapat diukur secara kualitatif dan objektif.

Audit yang independen dan evaluasi yang menyeluruh terhadap kebermanfaatan air mancur inilah yang perlu dilakukan segera. Uang senilai Rp50M bukan sesuatu yang sepele. Respon pariwisata Purwakarta atas pembangunan ini perlu diukur secara objektif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Penilaian ini perlu dilakukan juga untuk bidang-bidang lain yang terdampak selain pariwisata.

Perlu ada pemaparan proyek yang jelas atas pemakaian uang sebesar Rp50milyar serta perlu ada pemaparan Bill of Quantity yang terperinci  atas pembangunan teknis air mancur yang berkapasitas daya listrik 1,025 MVA itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun