Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ubud: Kala Alam, Budaya, dan Religi Menyatu dalam Harmoni

8 November 2015   00:01 Diperbarui: 9 November 2015   22:30 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat memasuki museum, pengunjung akan disambut oleh gapura besar berlambang tanda tangan Antonio Blanco. Kemudian disambut oleh lukisan besar wajah Antonio Blanco Sendiri. Di dalam geleri, pengunjung tidak diizinkan untuk mengambil foto maupun mengutip tulisan. Menurut guide yang mengantar kami, hal ini dilakukan agar tidak ada pihak yang menjiplak karya-karya beliau.

Pengunjung berkesempatan berpose di galeri Antonio Blanco (Dok. Pribadi)

Di bagian lain museum, pengunjung dapat melihat foto-foto yang menceritakan kisah dan perjalanan hidup Antonio Blanco mulai saat meniti karir, menikah hingga akhir hayatnya. Terdapat pula bagian yang menceritakan dan menggambarkan suasana galeri Antonio Blanco kala beliau menyelesaikan lukisan-lukisan spektalulernya.

Kini, museum dikelola oleh putra beliau, Mario Blanco yang ternyata mewarisi darah seni dari ayahnya. Di bagian akhir museum, pengunjung dapat pula melihat karya-karya Mario Blanco yang sebagian besar beraliran naturalis.

Mulai dibangun pada 1998, museum yang dibangun di atas lahan seluas 2 Ha ini kini menjadi salah satu destinasi utama di Kecamatan Ubud. Menggabungkan wisata alam, budaya dan seni, tempat ini memanjakan mereka yang amat menghargai dan mengapresiasi seni serta ingin menyelami seluk beluk budaya perempuan Bali di awal era 1950-an, yang tentunya tertuang dalam karya-karya Indah Antonio Blanco.

Pura Goa Gajah, saat dua sekte besar bersenyawa

Jika Museum Antonio Blanco adalah surga bagi mereka yang mencintai seni, maka Pura Goa Gajah adalah tempat yang tepat untuk pecinta wisata religi. Pura yang dibangun pada tahun 900 M dan sempat hancur karena gempa ini adalah salah satu pura yang menganut dan meleburkan dua sekte besar di Bali kala itu. Shiwa dan Budha. Raja Udayana melihat begitu banyak Sekte yang berkembang di Bali. Untuk menghindari perpecahan, Raja membangun sebuah pura yang meleburkan dua sekte tersebut.

Pura yang berlokasi di Desa Bedulu, Ginayar ini awalya bernama lembah gajah, namun karena terdapat doa yang digunakan untuk bersemedi, penduduk sekitar menemukan pura ini sebagai Pura Goa Gajah. Di dalam Goa, ruangan di bagi ke dalam dua bagian. Menggambarkan prinsip dindedha yang dianut oleh masyarakat Hindu Bali, melambangkan bahwa kehidupan selalu mengandung dua unsur yang berlawanan. Kebaikan dan keburukan. Hal itulah yang mendasari pula terdapatnya sebuah lingga Yoni di sudut lain goa, melambangkan simbol laki-laki dan perempuan.

Di Pura ini pengunjung dapat menemukan pula sebuah kolam lengkap dengan tujuh pancuran mata air. 7 pancuran mata air ini, menurut guide kami, Bli Wayan, menggambrakan 7 mata air suci yang mengalir di tanah India, gangga adalah salah satu yang terbesar. Air yang keluar dari pancuran konon tak pernah habis, dan rasa airnya begitu lezat serta ampuh menolak bala, memurnikan jiwa dan tentunya melenyapkan dahaga!

Bli Wayan tengah memberi pemaparan pada peserta Blog Trip (Dok. Pribadi)

Di atas pancuran, terdapat sebuah pohon kapuk tua yang sudah berusia kurang lebih 500 tahun. Pohon kapuk tua ini menaungi bangsal-bangsal semedi yang didisain unik dan detail dengan ukiran khas Bali. Uniknya, ukiran ini dilapisi oleh cat berbahan dasar emas 24 karat sehingga nampak begitu megah dan memesona. Untuk melindungi bangsal-bangsal ibadah berlapis emas ini pernah dilakukan pemotongan dahan pohon hingga menelan dana Rp35Juta. Penduduk Hindu Bali begitu mencintai tempat ibadah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun