Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

'Nyemplung' di Teluk Lampung

24 Agustus 2014   21:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:41 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi warga ibu kota yang ingin melarikan diri dari penatnya hiruk-pikuk Jakarta.  Teluk Lampung bisa menjadi salah satu tujuan wisata akhir pekan tanpa harus mengambil cuti panjang. Hanya berjarak 10 jam perjalanan dari Jakarta, teluk  yang terletak di ujung tenggara pulau Sumatra ini  menyuguhkan pemandangan oseanik yang menjanjikan. Apalagi yang diharapkan dari sebuah wisata pantai selain ombak yang tenang, pasir putih berkilauan dan warna-warni terumbu karang yang kontras. Semuanya dapat ditemukan di teluk satu ini.

Kawasan Teluk Lampung bisa dicapai melalui  laut, ataupun udara. Saya, bersama beberapa teman dari tempat kerja, mencoba menjajal perjalanan murah melinasi selat Sunda via Pelabuhan Merak menyebrang ke Bakauheni dimulai pada hari Jumat malam. Dari Pelabuhan Bakauheni perjalanan Kemudian menuju Bandar Lampung melalui jalan Darat selama kurang lebih 3 Jam Perjalanan, dilanjutkan dengan perjalanan menuju dermaga Ketapang selama kurang lebih 1 jam (merupakanpintu masuk ke kawasan Teluk Lampung). Untuk lebih mengefesiensikan waktu, perjalanan malam akan menjadi alternatif yang cerdas agar kita tiba di Pelabuhan Ketapang  pada pagi hari dengan cukup istirahat di perjalanan malam hari, Sabtu pagi kita akan sudah sangat siap untuk mulai mengeksplore kekayaan laut Nusantara ini.

Pelabuhan Ketapang (Foto: Dokumen pribadi)

Di Pelabuhan Ketapang, banyak nelayan menyediakan jasa penyewaan perahu cadik menuju ke beberapa pulau kecil di Teluk Lampung. Ketapang merupakan salah satu desa nelayan di pesisir teluk Lampung yang juga memiliki pantai-pantai yang tak kalah indah serta berbagai wahana air seperti  banana boat. Fasilitas dermaga beton, warung dan saung-saung yang ternaungi pohon-pohon kelapa akan sangat mudah ditemukan di sini. Dari dermaga Ketapang, aroma laut akan mulai terasa dan sontak mengundang para petualang  untuk segera menyelaminya.

Perjalanan dari Pelabuhan ketapang ke pulau-pulau kecil di Teluk Lampung memakan waktu 30-60 menit  perjalanan laut. Salah satu pulau yang recommended untuk dijadikan base camp adalah Pulau Kelagian Besar. Pulau yang berjarak sekitar satu jam perjalanan laut dari Ketapang ini memiliki beberapa  fasilitas yang cukup nyaman, seperti guesthouse, gazebo, tenda, kamar mandi umum dan warung-warung makan. Pulau Kelagian Besar merupaka salah satu basis TNI AL sehingga keamanannya di pulau ini pun cukup terjaga. Pulau Kelagian Besar akan menyambut kita dengan dermaga kayu eksotis dan pasir putih yang begitu bersih dan halus, sepanjang hidup saya, ini adalah pasir pantai terhalus yang pernah saya temui. Beberapa pohon golongan mangrove yang menjorok ke laut yang tenang akan menjadi spot yang cukup menarik untuk mengisi bingkai foto. Di Pulau Kelagian, terdapat warung makan yang menyediakan beberapa menu standar warung pinggir jalan. Keramahan penduduk Pualu Kelagian yang kebanyakan orang Sunda dan Jawa menambah kenyamanan Pulau ini.

Pantai Pulai Kelagian Besar, Teluk Lampung (Foto: Dokumen pribadi)

Waktu berenang yang tepat di pulau Kelagian adalah sekitar pukul 09.00 pagi, karena jika terlalu pagi, ombak dari laut masih kuat dan angin dingin siap membuat kita masuk angin. Jika bosan dengan berenang, penduduk sekitar menyewakan canoe dengan harga Rp 20.000 per jam. Spot lain yang bisa dikunjungi di Kelagian adalah jajaran pohon kelapa tua yang tinggi-tinggi menjulang, menambah kesan bahwa kita sedang ada di pulau tropis eksotis. Namun sayangnya di pulau Kelagian, hampir semua guesthouse yang disewakan kebanyakan tidak menghadap ke Timur dan terhalang bukit yang cukup tinggi sehingga sulit untuk menemukan spot foto sunrise yang mantap.

Setelah istirahat dan berenang sejenak di tepi pantai Pualau Kelagian, tak usah menunggu lama lagi untuk mulai ber-snorkling di beberapa spot yang terumbu karang Teluk Lampung yang sempuurna. Pahawang, Pahawang Kecil dan Gosongan! Begitulah, tempat-tempat yang diusulkan oleh pemandu wisata kami. Pahawang dan Pahawang Kecil merupakan pulau yang terpisah oleh ‘jembatan pasir’ sehingga pada pagi hari saat pasang, pulau ini seperti terpisahkan oleh perairan namun pada siang hari, pulau ini memiliki daratan pasir yang menyatukan keduanya. Pasir putih disini akan terasa lebih kasar dan didominasi pecahan cangkang hewan-hewan golongan molusca serta porifera namun ombaknya lebih tenang dari pada di Kelagian. Spot-spot berfoto seperti akar-akar pohon bakau yang menjuntai akan menjadi pilihan yang unik sebagai latar dalam  foto kita. Berenang di pantai pulau Pahawang ini wisatawan  akan disapa oleh hamparan padang lamun yang masih cukup alami.

Spot berfoto di Pahawang Besar (Foto: Dokumen pribadi)

Di sekitar pulau langsung dapat ditemukan beberpa titik snorkeling. Terumbu karang didominasi oleh terumbu karang famili Mussidae, Pectinidae, Merulinidae, Favidae dan beberapa terumbu karang meja yang dijaga oleh beberapa jenis ikan nemo atau Clownfish dan ikan buntal. Ikan yang berkelompok seperti  selar akan mudah pula ditemukan disini, begitupun dengan anemone laut berwarna ungu kemerahan dan beberapa binatang coelenterata seperti bulu babi, bintang laut dan  lili laut. Jika kita beruntung (sial) akan dengan mudah menemukan ular laut berwarna hitam putih belang-belang yang melingkar diantara terumbu karang, cukup untuk memacu adrenalin siapa saja yang didekatnya.

Sesaat setelah snorkeling, karena keterbatasan alat, kami tidak memiliki foto bawah air. (Foto: Dokumen pribadi)

Waktu yang tepat untuk mengunjungi kawasan ini tentunya pada saat musim kemarau, dimana saat rona dan kecerahan pada siang hari mencapai puncaknya. Saat kami datang di penghujung musim hujan tahun ini, langit agak mendung, meskipun di sini hujan memang agak jarang turun  pada siang hari namun  kita sebaiknya menghindari mengunjungi pulau ini pada saat musim penghujan karena karakterisik awan yang sering menggumpal dan menutupi matahari. Beberapa fasilitas perlu di-revitalisasi seperti dermaga dan beberapa guest house. Perlu juga ditambah beberapa papan informasi di pulau ini. Ketiadaan dermaga yang layak menyebabkan para pengguna kapal membuang sauh diantara terumbu karang dan mulai Nampak beberapa terumbu karang yang patah. Ditambah dengan beberapa karang yang patah akibat pijakan-pijakan snorkeler yang tidak bertanggungjawab. Kawasan ini tentunya harus dikembangkan, baik infrastruktur, masyarakat maupun kelestarian lingkungannya. Dan inti dari kemajuan sebuah kawasan pariwisata adalah promosi, sangat ditunggu Tim nya Ibu Mentri Marie Elka Pangestu untuk promosi dan pembangunannya di Kawasan Teluk Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun