Aku ngintip lobang galon. Galon memang telah terisi tikus-tikus baru, 9 cindhil dan 10 tikus remaja. “Kok bisa beda besar anak-anak tikus ini Pak Darjo? Apakah dalam satu sarang berisi dua pasang indukan?”
“Tikus adalah hewan yang sangat kerap beranak. Makanya dalam satu sarang bisa berisi dua tikus kakak beradik.”
“Oohh..”
Kami mencari sarang tikus lagi. Total yang kami gali adalah 7 sarang. Tetapi 2 sarang telah membuat tenaga Pak Darjo sia-sia karena merupakan sarang kosong berhubung telah ditinggalkan penghuninya.
Menjelang maghrib kami pulang ke rumah Pak Darjo. Lewat lobang galon kami bisa menghitung buruan tikus hari ini. Kami dapat 50 tikus besar dan kecil yang akan kami suguhkan pada 8 ekor burung hanti.
Rencananya, tikus-ikus ini akan dikirim ke kandang kokok beluk jam 10 malam, sekalian Ia memulai berdinas sebagai penjaga malam bale desa.
Hari jelang maghrib. Isrodin belum mau pulang ke Purwokerto. Ia masih ingin lebih lama lagi di Maos Kidul untuk menyaksikan adegan Pak Darjo memberi makan kokok beluk di sangkar maxi. Ia ingin mengabadikan adegan itu.