Sebenarnya tidak ada alasan yang benar-benar mengharuskan saya ke Pontianak, selain karena Mas Tedy (Sekjen Inovator 4.0) berhalangan. Sayalah yang diminta menemani Mas Budiman Sudjatmiko ke sana.
Mas Bud sharing di hadapan ASN yang kini semakin melek teknologi. Yang disampaikan adalah mengenai tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan dalam menghadapi keterbukaan dan revolusi industri keempat.
Dulu saya sudah pernah ke Kalimantan, tepatnya ke Balikpapan dan Samarinda untuk pelatihan bagi kader NasDem di sana. Tapi sayangnya waktu itu belum memulai hobi membuat catatan traveling dan juga belum hobi berburu kuliner yang khas daerah tersebut. Jadilah ke sana hanya makan kepiting beramai-ramai.
"Naik Citilink saja berdua ke Pontianak ya, pulang balik sehari." Pesan Mas Ted yang tidak langsung saya iyakan.
"Kalau boleh punya saya pulangnya di-rescheduled. Saya ingin menginap di sana dua hari membina relawan Kalimantan."
Setelah berunding, akhirnya saya diizinkan untuk memperpanjang.
Tidak lama ke Pontianak, hanya 1,5 jam. Perjalanan yang cukup nyaman, hanya saja Mas Bud kedinginan dan mengantuk karena semalaman tidak tidur. Akhirnya saya diminta mengontak Hermawan, relawan Inovator di sana untuk mencarikan penginapan.
Hermawan menjemput kami sejak di bandara, lalu mengajak ke salah satu tempat kuliner di Pontianak. Mas Bud ingin mencoba lagi Mi Singkawang yang dulu pernah dia coba sampai ketagihan.
"Tapi ga usah ke Singkawangnya, jauh benar berjam-jam dari sini," Serunya. Ya jelas karena acara yang akan diadakan di Analytic Room Pemprov Kalbar akan dimulai pukul 12:30 nanti. Jadi kami makan bareng di Mie Singkawang Haji Aman saja.
Mie Singkawang ternyata semacam mie ayam di Jakarta, namun dengan sentuhan rempah-rempah yang berbeda. Untuk pelengkap rasanya, ada sambal yang mengandung lengkuas dan sedikit aroma jahe. Hasilnya jadi harum dan menghangatkan badan. Terutama untuk Mas Bud yang merasa kedinginan sejak di pesawat tadi.