Namun saya masih ingin mencari alternatif lain lalu berkeliling bertanya-tanya di mana ada penginapan murah. "Rp 10 ribu aja, Pak!" Lah saya kaget.Â
Ternyata beberapa tempat yang berstatus  basecamp memang menawarkan ruang untuk menginap. Namun ruangan yang cukup luas ini ternyata ditempati beberapa orang beramai-ramai. Bisa sampai 6-8 orang. Tidurnya pun seadanya di atas matras.
Namun untuk Anak Gunung, sebutan bagi para pendaki, sebenarnya lebih menyenangkan karena mereka biasanya datang berombongan, dan tidur beramai-ramai justru membantu menghangatkan diri. "Kalau sendirian ya anginnya kena ke Bapaknya sendiri, jadi kedinginan Subuh nanti," Jelas pemilik basecamp.
Akhirnya saya memilih menginap di Basecamp Koperasi, sebab ada warung yang memungkinkan untuk bekerja. Selain itu pemiliknya juga komunikatif.Â
Saya dijelaskan apa aja yang harus disiapkan "Minimal sepatu Pak. Jangan sendalan begini. Itu wajib," Kata Mang Jujun tersenyum menyaksikan kepolosan saya. Kelihatan sekali seperti orang tak pernah mendaki.
Menjelang makan malam, Mas Budiman Sudjatmiko lagi-lagi meminta dibuatkan video slide. "Kalau bisa pukul 7 tujuh, ya! Prime time!" serunya.Â
Biasanya memang pesanan Mas Bud mendadak. Tapi karena bahkan di lereng gunung ini, dan selanjutnya saya cek bahkan hingga ke arah puncak gunung sinyal 4G sesekali tertangkap, maka saya dengan enteng menyanggupi permintaan itu.
"Beres mas, tapi sambil makan ya!" Jawab saya melalui Whatsapp. Bayangkan, mendownload gambar, suara, tweet, lalu merangkainya menjadi video slide berukuran lebih dari 30 MB bisa dengan mudah dilakukan. Dalam beberapa detik videonya telah diterima.
Ada yang di tepi danau, ada yang di warung di Cipanas, dan sekarang dua lagi mesti dikerjakan di lereng gunung yang lumayan terpencil.Â