Di Malaysia pun begitu, berbagai tudingan penuh bumbu rasisme ditujukan kepada Pakatan Harapan. Andai Mat Sabu tidak pintar menjawabnya dengan joke, dan kubu Mahathir lainnya tak sigap melawan, bisa jadi sampai saat ini koruptor-korupter 1mdb masih gentayangan berkuasa di negeri jiran kita.Â
Demikian juga yang terjadi di Brazil, Mexico, hingga Kenya. Hantu kebohongan sedang mewabah di seluruh dunia. Ia telah berhasil di beberapa negara sehingga banyak politikus tergoda mempraktekkannya lagi dan lagi (dan syukurnya juga gagal di berbagai negara sehingga kita bisa mempelajari cara untuk mengalahkannya).
Apa itu Firehose of Falsehood?Â
Seperti sudah dingkap di atas, beberapa kubu dalam politik diuntungkan oleh ketakutan dan kemarahan. Dulu, poin-poin tersebut hanya bisa diterka, atau setidaknya dihitung melalui survei yang rumit.Â
Sekarang, setiap data media sosial kita yang terbuka, dengan mudah memberikan data orang per orang, individu per individu, menganai apa yang kita senangi dan kita takuti. Dari sana kemudian politikus merancang berbagai pernyataan dan informasi dengan segala cara. Dan kebanyakan dari "segala cara" itu adalah hoax dan kebohongan. Tak penting moralitas dan kejujuran, karena itu semua nanti bisa dikemas lagi setelah kemenangan diraih, dan lalu menjadi candu. Negara pun terpaksa berbohong untuk melindungi pemenang pemilu dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Siapa yang paling mudah terpapar dan terpengaruh isu ini? Kubu konservatif, orang-orang yang menyandarkan pandangan politiknya kepada ketakutan dan ancaman. Kelompok masyarakat dengan pandangan politik seperti ini memang selalu memimpikan sosok hero yang menjadi solusi bagi ketakutan-ketakutan mereka.Â
Mereka memang ingin sosok tegas, gagah, dan berani sebagai panutannya. Maka masuk akal jika semakin mereka ditakut-takuti, semakin mereka memimpikan sosok tersebut sebagai solusinya.
Repotnya, ketakutan itu tidak khas kaum konservatif saja. Semua orang di dunia ini, termasuk yang ultra progresif sekalipun, sebagai makhluk hidup yang butuh survive, pasti punya kekhawatiran, sekecil apapun. Jika mereka dipapar oleh ribuan isu bohong yang menakut-nakuti, setidaknya pasti ada satu atau dua persen yang berhasil mempengaruhi mereka, sehingga akhirnya mereka juga terjebak rasa takut, dan lalu juga ikut-ikutan melepas fungsi otak warasnya, mengikuti insting reptilnya untuk memilih apapun yang bisa menjadi solusi ketakutan mereka.Â
Itulah mengapa namanya semburan kebohongan, firehose of falsehood. Teknik ini bukan sekedar menciptakan beberapa hoax saja, seperti yang memang sudah kita temui di Pilkada DKI Jakarta 2012 dan 2017, atau Pilpres 2014 dengan isu Jokowi PKInya.Â
Dalam teknik semburan kebohongan, satu hoax disusul oleh hoax lain dalam hitungan jam, bahkan menit. Sambung menyambung tanpa henti dan jeda, sehingga kita sendiri kebingungan untuk memeriksa kebenarannya, jangankan untuk membantahnya.