Selama 5 tahun belakangan ini saya begitu bangga jadi warga DKI Jakarta. Di ibukota inilah berbagai perubahan keren terjadi. MRT mulai dibuat, Transjakarta dibereskan armadanya jadi brand bus Eropa, trotoar jadi lapang dan bersih, sungai bersih dari sampah. Dan sebagainya. Rasanya kalau kita ke daerah selalu ingin bilang "Makanya pilih pemimpin yang mau kerja."
Saya tidak punya niat menjelekkan pemimpin DKI Jakara saat ini. Lebih baik kita beri beliau kesempatan kerja dengan tenang untuk bisa membuktikan dirinya sebagai pemimpin. Namun ya kenyataannya agak lain, saat ke Palembang, semua kebanggaan sebagai warga ibukota itu sirna. Warganya hampir semuanya tahu dan antusias dengan perhelatan ini, sementara warga DKI Jakarta jangankan di dunia nyata, di media sosial saja senyap.
Saya, dengan penuh berat hati, mesti mengakui Sumatera Selatan jauh lebih siap menyambut Asian Games 2018.
Dari hal paling sederhana saja, kebersihan dan ketertiban misalnya, Palembang sudah jauh lebih berbenah, sementara Kota Tua, Jatinegara, dan Tanah Abang di Jakarta makin semrawut. Trotoar mulai banyak terlihat dan rapi. Sementara trotoar Sudirman, malah belum siap sebulan jelang perhelatan karena terlalu rajin bongkar pasang desain sekedar untuk nambahin jalur motor.
Penginapan atlet di Jakabaring banyak yang sudah jadi dan siap huni, berdiri dengan cantik menghadap matahari terbit. Jauh lebih bagus dari yang sudah ada di Senayan atau yang saat ini disiapkan di sekitaran Waduk Sunter.
Saya disarankan oleh teman perjalanan saya, Thomas J Bernadus, untuk membeli beberapa peralatan penunjang perjalanan di mal OPI, termasuk power bank karena terus terang HP saya rakus baterai, apalagi sering dipaksa LIVE berjam-jam untuk dokumentasi perjalanan dengan sinyal 4G. Alhamdulillah dapat powerbank dengan kapasitas 20.000 mAH.
"Di sini murah, kaya gituan bisa dapat sekitar 400 ribuan saja," kata Tommy. Sebagai perbandingan, powerbank dengan kapasitas sama mesti saya beli dengan harga 600 ribuan di toko serba 10 ribu di Pasarbaru, Jakarta.
Tommy juga menyarankan membeli charger USB 4 colokan untuk ngecharge di hotel. Namun saya tolak karena dari laptop sudah ada dua slot USB dan dari charger drone ada dua lagi. Ditambah lagi dengan charger di mobil ada 5 slot, jadi rasanya mubazir kalau membeli charger lagi.
Keputusan ini agak saya sesali karena akhirnya membuat saya sering terpaksa harus menghidupkan mobil dan menghabiskan bensin untuk ngecharge berbagai gadget sekaligus. Padahal kalau dibeli, saya bisa numpang di mana saja di kafe-kafe untuk ngecharge.
Balik ke topik Jakabaring Sport City ..