Bahan yang telah terkumpul akhirnya akan dikerjakan oleh tukang yang berpengalaman tanpa campur tangan orang dari kaum. Tukang itu akan memilih kayu terbesar dan yang paling lurus untuk dijadikan tuang utama atau tiang tuo. Setelah tiang utama terbentuk beserta rangka-rangka Rumah Gadang, tiang itu akan ditarik bersama-sama.Â
Pada zaman dahulu, proses ini diawali dengan membantai ayam yang darahnya akan diserahkan pada tanah tiang utama. Tahap akhir adalah memperhatikan detail seperti ukiran-ukiran pada dinding yang akan dicat dengan motif-motif khas orang Minangkabau.Â
Setelah semuanya selesai, kaum yang membangun Rumah Gadang akan mengadakan makan bersama atau makan bajamba sebelum akhirnya menaiki Rumah Gadang. Rumah Gadang sendiri juga hanya boleh didirikan di suatu daerah yang sudah mendapatkan status sebagai nagari.
4. Atap kemenangan
Keunikan yang paling menonjol dari Rumah Gadang terlihat pada atapnya yang runcing dan menjulang tinggi. Bentuk atap ini bukan sekedar keisengan sang arsitektur, melainkan ada arti di dalamnya.Â
Atap Rumah Gadang jika diperhatikan lebih seksama menyerupai tanduk kerbau. Kerbau? Betul, kerbau adalah tanda kemenangan bagi orang-orang Minangkabau.Â
Bentuk atap yang runcing itu disebut dengan gonjong yang erat kaitannya dengan tambo atau cerita yang beredar di masyarakat Minangkabau yang menunjukkan kemenangan orang Minangkabau dalam adu kerbau dengan raja dari Jawa.Â
Untuk mengingat kemenangan itulah orang Minangkabau membangun atap seperti tanduk di bagian atapnya.
5. Muncul di One Piece
Siapa yang tidak kenal serial One Piece? Serial anime yang terkenal di dunia karangan Eichiro Oda dari Jepang yang berhasil mendapatkan penjualan tertinggi. Namun tahukah jika Rumah Gadang pernah masuk dalam salah satu episode di One Piece?Â
Benar sekali, bangunan Rumah Gadang dijadikan Eichiro Oda sebagai salah satu latar tempat Luffy dan kawan-kawannya berpetualang untuk mencari harta karun yang tersembunyi.
