Mohon tunggu...
Harfei Rachman
Harfei Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - An Un-educated Flea

Aku, pikiran yang kamu takkan bisa taklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kesempurnaan Wes Anderson dan Pengaruh Kurosawa pada "Isle of Dogs"

29 Juni 2018   20:41 Diperbarui: 2 Juli 2018   07:48 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak bulan Februari lalu, Saya sangat menanti film ini.  Sejujurnya, Saya bukan fans dari Wes Anderson. Namun beberapa bulan yang lalu, Saya baru saja menonton film Fantastic Mr. Fox, dan mengakui kehebatan dia dalam stop motion puppet animation. 

Saya sendiri adalah fans berat dari genre tersebut. Sejak beberapa tahun lalu, saya menyukai film-film yang menggunakan puppet ketimbang animasi mewah nan memanjakan mata ala Disney dan PH besar lainnya. 

Selain Fantastic Mr. Fox (2009), Anomalisa (2015) yang khusus ditonton  oleh orang dewasa, dan Kubo and the Two Strings (2016) yang saya harap bisa menang di ajang Oscar, sayang Zootopia (2015) yang keluar jadi pemenang karena membawa beberapa isu seperti LGBT dll. Dan buat saya membandingkan Disney dan Laika ibarat membandingkan mobil mewah dan mobil murah nan ramah lingkungan. 

Kembali ke topik, elemen-elemen penting yang berada di film Isle of Dogs ini sangatlah detail. Contoh dari segi visual Isle of Dogs sangat memanjakan mata. Dan juga dari segi scoring juga membuat saya menonton film layaknya film-film Akira Kurosawa. 

Setelah saya telusuri lebih lanjut, ternyata komposer dalam film ini adalah Alexandre Desplat, yang baru saja memenangi Piala Oscar kemarin dalam film The Shape of Water (2017). Dan itu bukan Piala Oscar pertama buat Desplat. Karena empat tahun yang lalu, Desplat pertama kali memenangi Oscar dalam film The Grand Budapest Hotel (2014) bersama Wes Anderson.

Plot dalam film ini sangatlah simpel, ketika seorang anak berumur 12 tahun bernama Atari, mencoba mencari anjing kesayangannya, Spots dalam pulau yang berisikan anjing-anjing terlantar. 

Dalam perjalanannya, Atari bertemu dengan Chief (Bryan Cranston) Rex (Ed Norton), Boss (Bill Murray), Duke (Jeff Goldblum), dan juga King (Bob Balaban). Yang membuat film ini seru adalah pertarungan Atari dan Pamannya yang juga inisiator pembenci anjing, yaitu Mayor Kobayashi. Uniknya, wajah dan karakter Kobayashi sendiri sangatlah mirip dengan aktor kesayangan Kurosawa, Toshiro Mifune dalam film High and Low (1963). 

Dan ada satu kalimat yang menyebutkan nama Kikuchiyo, karakter Mifune pada film masterpiece Akira Kurosawa yaitu Seven Samurai (1954).

Selain pengaruh Kurosawa, film ini juga memiliki nyawa layaknya film-film Ghibli pada awal keemasan Hayao Miyazaki. Beberapa  ekor anjing yang bisa berbicara kita bisa referensikan ke film Porco Rosso (1992) walau dari segi tema sangatlah berbeda. 

Lalu film ini berlabel PG-13, jadi jika anda berminat menonton dengan anak anda, anda wajib menemani anak anda yang masih berusia di bawah 13 tahun. Karena di film ini, banyak adegan penuh darah layaknya film Miyazaki fase  90-an seperti Mononoke Hime (1997).

Jelas akan menjadi pertarungan menarik jika merujuk ke Oscar tahun depan, jika Disney & Pixar kembali menang melalui Incredibles 2/sekuel dari Wreck It Ralph, lebih baik nominasi Best Animated Motion Picture diganti nama menjadi Best Disney Animated Movies saja. Biarkanlah PH-PH lain seperti Ghibli, Laika, hingga Dreamworks membuat ajang sendiri, atau ikut ajang yang lebih berkualitas seperti Cannes Awards, BAFTA, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun