Seekor ayam tiba-tiba saja mendekam dalam pikiran. Dengan gesit aku menangkapnya. Hap, kena kau! Mau aku jadikan apa ayam ini? Pikiranku sibuk mencari-cari apa yang mesti aku lakukan terhadap ayam ini.
Aha, satu pemikiran cemerlang terlintas. Aku ambil pena dan kertas. Akan aku jadikan ayam ini sebentuk puisi saja. Agak susah memang, butuh perjuangan yang melelahkan karena ayam ini terus berontak. Namun akhirnya lahirlah puisi tentang ayam.
Ternyata ayam ini masih berontak. Ia tak mau sekadar dijadikan sebentuk puisi. Aku bingung. Lantas ide terbersit begitu saja. Aku ambil sebidang kanvas dan menaruh ayam di situ. Ayam itu tampak ceria, paling tidak menurut perasaanku. Dan ia sudah tak membebani pikiran lagi.
Tapi ketenanganku kembali terusik. Ternyata ayam itu masih mendekam dalam pikiran. Ia tak mau beringsut. Ya, sudah. Lalu aku bilang pada istri untuk membuatkan soto ayam, makanan kesukaanku. Istriku bertanya, mana ayamnya?
Surabaya, Rabu 1 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H