Kecemasan
Seperti dirimu, kecemasan juga pernah menggoyahkan pelita jiwaku. Kecemasan itu seperti angin ribut yang berusaha memadamkan apapun yang menyala, termasuk semangatmu.
Pasrah
Entah apa yang bisa diperbuat makhluk kecil sepertiku. Aku hanya pasrah pada kehendak-Nya. Kemudian aku sadari tak ada lagi kecemasan yang mengusik. Rongga jiwaku mulai terisi embun-embun ketenteraman.
Kecemasan ibarat genangan air. Ia akan mencari titik rendah semangat manusia. Aku coba menjauhi genangan kecemasan. Lalu menyelam dalam renungan. Memunguti kembali kepingan-kepingan masa lalu yang berlimpah karunia-Nya. Tak terasa air mata mengalir. Menyesali kebodohanku yang menerima nikmat-Nya tanpa bersyukur.
Jaring Kecemasan
Kebodohan kita telah menciptakan jaring-jaring kecemasan. Mengunyah segalanya tanpa rasa bersalah. Akhirnya buah perbuatan kita tumbuh semakin membesar. Dan kita pun dihinggapi kecemasan.
Reguklah setiap tetes renungan yang kau lakukan. Meski sedikit, kau akan merasakan kesegarannya. Karena tetesan itu lahir dari kebijaksanaan yang mengendap dari dalam jiwa kebenaran.