Pamor
Saya masih mendengarkan siaran radio. Biasanya sebelum tidur. Mendengarkan lagu-lagu yang diputar stasiun radio. Biasanya lagu kenangan. Enak didengar seraya mengenang masa lampau.
Sungguh kabar yang menyedihkan jika mendengar satu persatu stasiun radio tidak mengudara lagi. Dulu, radio adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mendengarkan berita atau lagu-lagu.
Seiring perkembangan zaman, pamor radio sedikit demi sedikit digantikan perannya oleh media yang lebih memanjakan audio-visual, yakni televisi. Dan pada masa internet ini, radio tak lagi dilirik perannya.
Relevan
Sebenarnya radio masih relevan dengan kebutuhan saat ini. Selama orang masih punya indra pendengaran, maka radio masih punya harapan untuk didengarkan. Masalahnya, rata-rata stasiun radio masih mempertahankan pola lama.
Jaman telah berubah. Jika radio masih ingin didengarkan, maka pengelola radio harus ubah strategi. Mereka mesti beradaptasi dengan perubahan jaman. Langkah ini perlu diambil untuk menjaring pendengar setia. Kesetiaan pendengar adalah kunci eksistensi sebuah radio.
Pembeda
Strategi ini bisa berupa segmentasi jenis musik. Misal, sebuah stasiun radio yang khusus memutar jenis musik keroncong. Pendengarnya jelas, mereka yang suka jenis musik tersebut. Rentang usia mereka antara 40-60 tahun. Atau generasi muda yang penasaran dengan musik keroncong.Â
Segmentasi bisa juga dari kebutuhan dasar manusia, yakni makanan. Rasanya belum ada stasiun radio yang misinya membahas isu-isu kuliner terkini. Misalnya, tempat kuliner lokal yang murah. Radio seperti ini tentu banyak memancing tanggapan positif dari pendengarnya.Â
Perumpamaan yang tepat saat stasiun radio melakukan segmentasi minat para pendengarnya adalah merujuk kinerja blog. Saat kita mau bikin blog, maka pertama kali harus menentukan tema.Â
Adanya tema yang jelas, si pembuat blog tidak lagi kesulitan untuk membuat konten. Konsistensi ini akan membuat pembacanya tertarik. Mereka dengan senang hati akan mengunjungi blog tersebut.Â
Fenomena stasiun radio yang tumbang satu demi satu tak akan terjadi jika pengelolanya melakukan pendekatan pada minat pendengarnya secara jeli. Pendengar adalah urat nadi radio. Jika radio ingin eksis, maka tak ada pilihan lain selain mewadahi minat pendengarnya.
Jumlah penulis blog di Indonesia mungkin ratusan ribu, bahkan sampai jutaan, dengan beragam topik yang dibahas. Mungkin bukan hal yang mustahil stasiun radio di Indonesia kembali tumbuh subur, dengan catatan, mereka menjadikan blog sebagai inspirasi kebangkitannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H