Ruang Publik yang Dekat Rumah
Ruang publik favorit saya ada di komplek perumahan. Jaraknya 300 meter dari rumah. Setiap hari Minggu saya sempatkan pergi ke sana untuk olahraga ringan dan ngobrol sesama warga.Â
Tempatnya di pojok gang. Ukurannya tidak luas. Fasilitasnya lebih banyak berupa mainan untuk anak-anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan prosotan. Tepat di bagian tengah area, dibuatkan tempat duduk melingkar.Â
Setiap hari ruang publik itu selalu ada yang memanfaatkannya. Biasanya pagi jam 9. Oma-oma atau asisten rumah tangga mengajak anak asuhannya bermain. Kalau hari Minggu lebih ramai karena digunakan untuk senam massal warga perumahan.Â
Membuat Konten
Saya kadang membawa hp dan mengabadikan aneka bunga dari berbagai tanaman yang ditanam di sekeliling ruang publik tersebut. Lumayan bagus untuk diposting di media sosial.Â
Sebenarnya kalau kita kreatif, ada banyak ide dan sarana untuk dijadikan konten di ruang publik. Dedaunan kering yang berserakan misalnya, bisa dipotret. Hasilnya dipost ke media sosial. Atau burung-burung yang sedang nangkring di reranting pohon juga bisa divideokan. Pokoknya, kalau pikiran kreatif, semua bahan sudah ada di sekitar kita.
Migrasi Cari Ruang Publik
Belakangan viral berita mengenai sekumpulan anak muda dari luar kota yang berkumpul di ruang publik di Jakarta. Mereka mungkin tidak menemukan tempat berkumpul di tempat asalnya. Mereka akhirnya bermigrasi mencari tempat ideal untuk nongkrong.
Kata berita, anak-anak muda tersebut menjadikan ruang publik sebagai sarana bikin konten untuk dipublikasikan di media sosial. Langkah kreatif yang tentunya bermanfaat. Aspirasi mereka tersalurkan pada kegiatan yang positif.Â