Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup Minimalis, Gaya Hidup Orang Cerdas

13 Juli 2022   15:07 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:11 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya Hidup Orang Malas

Istilah gaya hidup minimalis tentunya sangat akrab di telinga kita, khususnya generasi muda. Menjadi trend di negara Jepang. Apakah warga negara tersebut sedang jenuh bergelimang barang-barang modern? Apakah mereka merasa lebih nyaman dengan kehidupan minimalis yang serba sederhana?

Secara umum, gaya hidup minimalis boleh dikatakan sebagai gaya hidup sederhana. Banyak literasi yang menyebut bahwa orang Jepang yang menerapkannya cenderung berpikiran praktis. Mereka tak ingin direpotkan bersih-bersih rumah yang dijejali banyak perabotan.

Mereka yang mengikuti gaya hidup minimalis bukanlah orang malas. Justru pola pikir mereka amat cerdas. Mereka tak mau beli baju berlebih jika akhirnya hanya menumpuk di lemari. Mereka tidak mau menghamburkan uang untuk beli peralatan makan sampai berlusin-lusin. Cukup beli sesuai jumlah anggota keluarga saja.

Gaya Hidup Orang Pelit

Mungkin ada yang mencibir dan mengatakan bahwa gaya hidup minimalis sama seperti orang pelit. Segala sesuatu mesti dibatasi. Benarkah?

Para pendukung gaya hidup minimalis tentu punya jawaban untuk menangkis pernyataan sinis tersebut. Bahwa mereka punya filosofi hidup yang sederhana, ringkas dan hemat. Ya, mereka sadar selama ini direcoki oleh rayuan konsumerisme. 

Hidup pada era modern diramaikan oleh hiruk-pikuk iklan yang menawarkan kecanggihan suatu barang untuk hidup yang lebih mudah. Berbagai produsen silih berganti mengiming-imingi barang. Akhirnya rumah penuh sesak perabotan.

Gaya Hidup Mulia

Gaya hidup minimalis mewanti-wanti pengikutnya agar selektif membelanjakan uangnya. Semakin selektif semakin banyak uang yang disimpan. Tujuan mereka cukup mulia untuk tidak berlaku boros. Kalau ada barang yang masih bisa digunakan kenapa mesti beli barang baru yang sama kegunaannya.

Gaya hidup ini menganjurkan untuk menyingkirkan jauh-jauh barang yang tidak dipakai sama sekali, meski masih berfungsi baik. Hanya membuat rumah makin sempit saja, demikian alasannya.

Manfaat Gaya Hidup Minimalis

Tidak semua orang bisa menikmati gaya hidup minimalis. Butuh waktu untuk adaptasi agar bisa menghayati dan sukses menjalaninya. Jika sebelumnya kita terbiasa tidur di atas kasur pakai spring bed, maka demi alasan minimalis, orang harus bersedia tidur beralas kasur biasa, asal tidur nyenyak. 

Namun ada manfaat positif dari gaya hidup minimalis. Karena semangatnya memangkas hal-hal yang dirasa tidak perlu, maka pengeluaran dapat dihindari. Imbasnya adalah semakin subur uang yang kita simpan.

Slogan Minimalis

Dengan mengusung slogan "Less is More", gaya hidup minimalis dianggap ekstrim berada di tengah-tengah kehidupan modern. Mereka punya perspektif berbeda soal arti kenyamanan. Mereka lebih nyaman tinggal di hunian dengan minim perabotan namun efektif dan efesien dalam fungsinya.

Tips Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Untuk bisa menerapkan gaya hidup minimalis, orang dilatih memprioritaskan memilih barang yang dianggap penting saja. Kita mesti bersikap tegas terhadap sebuah pilihan. Barang atau perabotan yang masih layak pakai namun jarang digunakan, maka harus disingkirkan. 

Penyeleksian barang akan lebih mudah dilakukan jika dibuatkan daftar barang yang ada di rumah. Mulai dari furnitur, alat dapur, perangkat kerja, busana, dan lain-lain. Tanpa pandang bulu, coba pilih barang yang kerap digunakan. Cari barang yang fungsinya hanya sebagai substitusi. Kumpulkan dan sumbangkan pada keluarga atau teman. Atau kalau masih berharga, bisa dijual kembali.

Bermula dari Kesadaran

Gaya hidup minimalis bermula dari kesadaran. Orang mesti punya kesadaran bahwa menumpuk barang-barang di rumah hanya akan membuat beban perawatan saja. Selain itu juga mengurangi ruang gerak penghuni rumah. 

Gaya hidup minimalis adalah pilihan hidup yang cerdas. Karena orang dituntut untuk lebih memilih membeli barang yang bisa didaur ulang. Jika barang tersebut rusak, kita bisa memperbaikinya. Kita tak perlu beli lagi. 

Kebahagiaan orang dengan gaya hidup minimalis adalah perasaannya menjadi lebih lapang. Barang-barang di rumah hanya seperlunya saja sesuai fungsinya. Dan tak direpotkan dengan acara bersih-bersih ruangan yang kadangkala bisa menyita waktu istirahat. 

Menjalani gaya hidup minimalis memang menyenangkan. Namun kita perlu bijaksana saat rumah kita kedatangan tamu. Wajar jika tamu keheranan. Dan kita harus menjelaskan alasannya. Siapa tahu tamu tersebut tertarik untuk mengikuti gaya hidup minimalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun