Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Kearifan dari Peribahasa Masa Lalu demi Kebaikan Masa Depan

13 Juni 2021   15:11 Diperbarui: 14 Juni 2021   13:17 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa antusias mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru (Pixabay.com)

SIAPA yang membuat kata-kata bijak dalam peribahasa pada masa lalu? Tak pernah ada yang tahu. Meski pembuatnya disebut sebagai anonim, namun nasihatnya dapat dimengerti oleh setiap orang yang mendengar atau membacanya.

Apa itu peribahasa? Untuk memudahkan saja, saya mengartikan peribahasa sebagai kalimat ringkas yang berisi nasihat tentang aturan tingkah laku dan bisa digunakan untuk pedoman kehidupan.

Ada banyak tema dalam peribahasa, salah satunya adalah soal pendidikan. Saya ingin menyampaikan tema ini pada pembaca, khususnya para pelajar. Mereka adalah generasi penerus yang akan mewarisi kehidupan berbangsa ini. 

Generasi muda sudah selayaknya dikenalkan peribahasa luhur yang telah diucapkan atau ditulis oleh para leluhur bangsa ini. Ungkapan-ungkapan bijak itu tentunya muncul dari hasil perenungan yang mendalam terhadap kehidupan sehari-hari.

Menyiapkan generasi yang bermoral baik adalah tugas semua warga suatu bangsa. Keluarga, sekolah, dan lingkungan saling mendukung untuk membentuk moral yang baik bagi anak-anak muda. Nilai-nilai kebaikan ditanamkan dengan harapan anak didik menjadi pribadi yang lurus. 

Banyak cara untuk melahirkan generasi baru yang baik, salah satunya dengan mempelajari peribahasa dari generasi terdahulu. Kata-kata bermakna ini sudah teruji oleh waktu. Tercipta dari kebaikan dan akan diterima oleh orang yang ingin memperbaiki kehidupannya.

Berikut saya kutip beberapa peribahasa yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita, khususnya para pelajar, bisa mengambil manfaat. Kemudian mampu menjadikannya sebagai motivasi untuk menggapai cita-cita.

Berburu ke padang datar, mendapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.

Peribahasa ini mengandung nasihat tentang ketekunan dalam belajar. Setiap orang pasti membenarkan pernyataan bahwa belajar itu sungguh melelahkan. Namun semua orang tentu tidak menampik bahwa ilmu pengetahuan bisa mengangkat derajat seseorang. Maka tak berlebihan bila Imam Syafi'i mengatakan, "Jika tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan."

Sehari selembar benang, setahun selembar kain.

Peribahasa ini menyinggung tentang buah manis yang akan didapatkan oleh orang yang sabar melakukan suatu pekerjaan. Contoh nyata keseharian tentang kesabaran adalah perilaku menabung. Kebiasaan menyisihkan uang ini biasanya bertujuan mewujudkan harapan yang sulit dicapai dalam jangka pendek, misalnya membeli rumah. 

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.

Peribahasa ini berbicara soal ketuntasan menyelesaikan suatu pekerjaan. Ada berbagai alasan yang disampaikan seseorang saat pekerjaannya terbengkalai tak terurus. Ada masa jenuh, namun bukan berarti mengakhiri pekerjaan yang belum tuntas. Jika kebiasaan ini dipertahankan, maka kesuksesan tak akan diperoleh.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Peribahasa ini sangat populer bagi pelajar. Para siswa yang menghabiskan waktunya bersungguh-sungguh belajar akan mendapatkan imbalan berupa prestasi akademik yang bagus. Hal ini berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun yang ingin sukses, maka mesti bekerja keras lebih dulu.

Malu bertanya sesat di jalan.

Peribahasa ini mengisyaratkan supaya bertanya jika tidak memahami sesuatu. Jangan pernah mengedepankan rasa takut atau malu bertanya sehingga mendapatkan masalah suatu hari nanti.

Bak padi, kian berisi kian merunduk.

Peribahasa ini sangat penting bagi para pencari ilmu. Ketika semakin tinggi ilmu yang diperoleh maka semestinya semakin rendah hati perilakunya. Karena banyak hal yang diketahui dibanding orang awam, maka ia harus berlaku bijaksana. 

Demikian beberapa peribahasa yang sudah cukup dikenal oleh para pembelajar dari generasi ke generasi. Entah siapa yang pertama kali membuatnya, namun kita patut berterima kasih padanya karena telah memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun