Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jendela Kehidupan

31 Agustus 2018   11:01 Diperbarui: 31 Agustus 2018   11:10 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Dari jendela itu aku bisa memotret kota

Ada peradaban yang ringkih

Ada jiwa yang setiap saat butuh renovasi

Ada baja yang menghimpit selera

Dari jendela itu aku menyaksikan rutinitas jiwamu

Yang mendengus kehilangan arah

Yang letih terkulai dibenamkan waktu

Bersimbah peluh yang mengeluh

Dari jendela itu aku mendengar gemerincing nafsu

Menampar sana menampar sini

Air liur keinginan meleleh tiada henti

Menggonggongkan kepalsuan

Dari jendela itu aku saksikan orang gadaikan waktu

Untuk sejumput kebaikan, katanya

Namun ia lekas meludahkannya

Karena pahit rasanya, katanya kembali

Dari jendela itu aku menyingkap kesibukan

Orang-orang yang menghisap kenikmatan

Mereka berdesakan tunaikan hajat

Tumpang-tindih mengharap derajat

Dari jendela itu aku melihat harapanmu tumbuh

Berbunga menyebarkan sinar kehidupan

Menyatukan garis kecemerlangan

Lalu layu, pupus, kering, dan menuju kematian

Surabaya, 31 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun