Coba kupejamkan mata batin
Menjelajah pelangi kehidupanmu yang penuh warna
Meski mendung di jiwa semoga berubah suasana
menjelma rinai hujan kegembiraan
Aku berharap waktu tanpa ragu membuang dukamu
Habis tak tersisa menjadi debu
Sama halnya dengan kita tanpa ragu
Pernah menggenggam kegembiraan semu
Siapa gerangan yang menjadikanmu berduka?
Aku memberanikan diri menapaki dukamu
sehasta demi sehasta pertanyaan bisu
yang membuat bibir jiwaku menganga rupa
Sedikit resah, aku berpikir hidup ini hampa
Hening ketika kau persembahkan setangkai sunyi padaku
Kedamaian masih bersembunyi. Entah di mana
Untung, masih ada doa yang terpanjat untuk hati gundah.
Surabaya, 3 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H