Mengayuh luka
Menyusuri riuh semak nelangsa
Mengucurkan peluh keluh
Lunglai dibenamkan waktu
Di ladang kesedihan ku tanam prasangka
Ku siram dengan kucuran air mata
Mungkin kelak tumbuh rindang pohon gelisah
Tempat bernaung melepaskan pasrah
Ada panorama kebencian
Sejauh dendam memandang
Harapan remuk-redam jadi debu jalanan
Yang ingin melawan arah jam
Surabaya, 24 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!