Mungkin ada yang permasalahkan rindu
mereka berdebat tentang berapa jauh jarak
yang sanggup dirasakan manusia terhadap rindu
Puncak rindu ibarat puncak butir mutiara,
seorang filsuf berkata demikian.
Rindu itu air mata yang berjalan
membasahi permukaan pipi, ini kata penyair.
Rindu tak hanya menetes, namun memberikan arti
setiap detik membentang luas mengalir tanpa henti
rindu akan menghampiri jiwa yang selalu menanti
sesuatu meski melalui mimpi.
Jangan peduli pada jarak yang kejam
rindu ini tak pernah usai,
dan jangan pernah berhenti kau semai.
Jika rindu membuat otak dan memori bekerja
menjelajah mesin waktu yang telah berlalu
kau akan melihat mata basah,
itu genangan rindu yang tak pernah sampai pada muara.
Kadang rindu suka datang tak tentu
menghampiri tak pandang waktu
kelak jika suatu saat kita bertemu,
jangan kau tatap mataku.
Aku tak sanggup menampung ribuan rindu
yang menggenangi pelupuk matamu
Surabaya, 18/5/2018