Selama aku mengenali kenangan itu kembali
aku berusaha menempati perenungan di pojok kebisuan
di sebuah lanskap yang selalu memutar waktu
bagi pengunjung setianya seperti aku
Segelas rindu yang berwarna sendu
disodorkan menemaniku bersama kepingan masa lalu
Aku juga mengambil segelas es kebahagiaan
yang nikmat, dingin, dan beraroma wangi
Hujan kenangan tiba-tiba mengguyur deras
Ketika itu kami berlarian berebut tempat berteduh
Lalu pelangi cinta mengaris di ujung sudut hati
begitu indah, janji setia keluar turut mengabadikan
Kata-kata indah membasahi dahaga hati
dan menciptakan lampu-lampu keceriaan
yang melawan gelap kerisauan
yang menepis kegalauan
Aku mencoba menerobos kenangan itu
Ketakutan mulai bergoyang
seperti menggeliat memberi tanda akar-akarnya
tak lagi mampu menahan amukan rindu
Surabaya, 21/10/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H