Aku coba menanam ketulusan
di taman kebaikan
dan menerka-nerka
kesombongan pasti tak tinggal diam
ia tentu bertekad
melemparku pada kemalangan
Apa kau pernah ditelikung kesombongan?
Ya, kehadirannya berbeda tiap ia berkunjung
Tapi selalu begitu
Kau dituntut mengisi titik-titik yang ia buat
perlahan-lahan kau merasakan kesangsian
atas jawaban-jawabanmu sendiri
kau dibuat lupa posisimu waktu itu
kau juga ragu terlibat dalam kesombongan
Kau membanding-bandingkan bahagia dan sedih
lebih banyak mana?
Bila mengingat semua ini,
ingin menggali isi kepala sendiri, katamu
Lalu berteriak keras
kepada kesedihan yang berkali-kali mengingatkan
Lalu apa saja isi kepalaku waktu itu?
Sejak kau tak percayai isi kepalamu sendiri
Maka kata-kata menguap bersama masa lampau
menjadi bagian kerumunan nasehat
yang melangkah gemetar
ke tengah-tengah taman kebaikan
Surabaya, 25/09/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H