Kemenangan bagaimana yang kau mimpikan, Kawan
Meski berjuta kata yang menguar dari bibir buku
Yang sempat kau kecup,
tak akan menawarkan keindahan
Karena kemenangan yang paling indah
Hanya penaklukan pada hati sendiri
Mungkin kita berbeda paham, Kawan
Tapi cobalah dengarkan orang yang menegur kesalahanmu
di depanmu bukan yang bicarakan kejelekanmu
di belakangmu
Aku tahu dan bisa merasakan
pedihnya dikhianati
Tersenyumlah untuk mengobati luka hatimu
Jangan tersenyum untuk menyembunyikan luka hatimu
Andai kau bersabar memunguti embun kehidupan
Akan kau dapati kilauan kebijaksanaan
Bahwa cinta bukan untuk menyatukan perbedaan
Tapi mengajarkan kedewasaan menyikapi perbedaan
Rendah hatilah, Kawan, seperti mentari
Setia memberi cinta tanpa prasangka pada bumi
Jangan menunggu cinta yang sempurna
Ambillah cinta yang ada
dan buatlah itu sempurna!
Surabaya, 12/09/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H