Kau terbang bahagia, aku terbang bahagia
Karena pesawat kita dibuat dari gumam kata-kata
yang luput diucapkan, berantakan tanpa rencana
Kau bertanya, “Apakah ada yang kita tinggalkan?”
Aku spontan menjawab, “Kenangan.”
Aku lupa mengemasnya, “Pasti ia kedinginan!”
"Laki-laki tak cocok bawa kenangan…”
Kau memang paling benci dengan penyesalan
Kau tampak kelelahan setelah pagi-pagi sekali
menjelajahi pikiran-pikiran di antara buku-buku
Sementara aku terpana melihat coretan-coretanmu
terlihat simetris antara kanan dan kiri
yang menampilkan nyaris secara sempurna
malam istimewa milik sebuah batu karang
yang mengadakan perjanjian dengan cahaya
"Mau ke mana?" tanya batu karang
"Ke sana... memeluk bayanganmu," jawab cahaya
Keindahan ini milik kita berdua
Aku menatapmu lagi. Terlalu sering menatapmu
Mata ini sepakat menyatukan pandang ke arahmu
Setiap ekspresimu aku abadikan dalam retina
Kemudian kau terbang. Aku terbang. Begitu saja
Surabaya, 10 September 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI