Elusan sinar matahari membangunkanku Â
lembut dan menghangatkan
Tiba-tiba aku teringat dirimu
Semoga kau selalu dilimpahi kesehatan
Aku berharap sepasang mata lentikmu
bersinar-sinar dan tawamu
masih seriuh biasanya
Itulah bagian dirimu,
selalu aku kenang
Sepanjang pagi mataku dimanjakan
oleh panorama bulir-bulir padi di huma
dan hamparan danau di kejauhan
Musim panen akan segera tiba
Sekawanan burung menari di angkasa
Ah, aku teringat lagi padamu
Rasanya, aku mendengar irama
langkahmu menyusuri selasar jiwa
tak ketinggalan aroma kebahagiaan
terendus lembut. Langkahmu anggun
Kupastikan tak terhingga mata hati
takjub memandang padamu
Satu hal yang kuyakini,
kau tetap tampil apa adanya
mempersembahkan karuniaNya
tanpa hendak menutupinya
Maka, aku tulis puisi untukmu
dalam bahasa asalku
Mungkin kau tak memahami
kata-kata yang aku ucapkan
Sungguh, keindahan berhiaskan haru
melalui butiran keindahanMu
mengetuk sanubari, menerbitkan bahagia
Kapan kau berkenan mengunjungiku lagi?
Ah, seharusnya akulah yang menjemputmu
Surabaya, 25/08/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H