Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sungai Kebenaran

24 Agustus 2016   08:43 Diperbarui: 24 Agustus 2016   08:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya

Perdamaian minta abu jenazahnya

kelak ditabur di sungai kebenaran

Perdamaian tengah berjuang

menghadapi masa kritis

ia butuh bantuan

Esoknya ia sudah bisa membuka matanya

Walau masih lemah, ia sudah mengenali kami

Pada waktu itulah perdamaian berpesan

“Tolong sebar abuku ke Sungai Kebenaran.”

Memang kehidupan tidaklah pasti,

tetapi kematian pastilah terjadi

akhirnya, kami mengikhlaskan kepergiannya

Selamat jalan perdamaian!

Masih tersisa teka-teki:

mengapa ia pilih Sungai Kebenaran?

Apa istimewanya  

sehingga ia ingin abu janazahnya

larut bersama partikel

yang dikandung sungai tersebut?

Air sungai kebenaran berwarna bening

tepiannya ditumbuhi bunga kelembutan

Kami menuangkan abu jenazah

Sedikit demi sedikit abu melarut

Akhirnya abu menyatu bersama alam raya

Suara aliran sungai mengaliri batin kami

ke dalam aliran semesta

Surabaya, 24/08/2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun