Suara kebajikan menggema di sepanjang jalan
menuju kota tua kedamaian
Kota terbesar itu membuatku terpesona
Dibingkai pantai ketenangan,
dengan nyanyian angin yang bertiup
dari renungan di musim-musim terbaiknya.
Hawa nostalgia semerbak dari segala arah,
dalam setiap suasana.
Tak jarang kesantunan akan ikut menari
bersama mentari karena ingin menikmati
setiap sudut kota mahakaya
dengan menu-menu terbaiknya
seperti sup pengetahuan yang biasa disantap
bersama taburan halus pengertian.
Membayangkannya saja tak terkira rasanya
Orang-orang kota kedamaian
memang tahu caranya bersenang-senang setiap hari
ingin minum keramahan, makan nasehat terbaik,
berdebat dalam kesunyian,
dan menuang ketulusan dalam cawan cinta
Ini sungguh salah satu kota sempurna
Barangkali karena kemegahannya
dibangun di atas puing air mata,
reruntuhan perang dan
gelisah yang tak pernah kedaluwarsa.
Surabaya, 24/05/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H