Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota Kedamaian

24 Mei 2016   11:27 Diperbarui: 24 Mei 2016   12:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara kebajikan menggema di sepanjang jalan

menuju kota tua kedamaian

Kota terbesar itu membuatku terpesona

Dibingkai pantai ketenangan,

dengan nyanyian angin yang bertiup

dari renungan di musim-musim terbaiknya.

Hawa nostalgia semerbak dari segala arah,

dalam setiap suasana.

Tak jarang kesantunan akan ikut menari

bersama mentari karena ingin menikmati

setiap sudut kota mahakaya

dengan menu-menu terbaiknya

seperti sup pengetahuan yang biasa disantap

bersama taburan halus pengertian.

Membayangkannya saja tak terkira rasanya

Orang-orang kota kedamaian

memang tahu caranya bersenang-senang setiap hari

ingin minum keramahan, makan nasehat terbaik,

berdebat dalam kesunyian,

dan menuang ketulusan dalam cawan cinta

Ini sungguh salah satu kota sempurna

Barangkali karena kemegahannya

dibangun di atas puing air mata,

reruntuhan perang dan

gelisah yang tak pernah kedaluwarsa.

Surabaya, 24/05/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun