Mohon tunggu...
hardy
hardy Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Heavy

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cari Pemimpin Pembela Wong Cilik, Bukan Pencari Sensasi

26 Maret 2017   23:49 Diperbarui: 27 Maret 2017   08:00 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 389 hari lagi, momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi bakal digelar. Dalam perjalanan waktu itu, tak sedikit orang yang berupaya mencari pamor. Menaikan rating, atau mencari sensasi. Belum jelas teka-teki politik di Bekasi.

Ada yang ujug-ujug menuliskan spanduk di tengah Hari jadi Kota Bekasi yang ke 20. Disitu disebutkan sebagai calon Wali Kota 2018-2023, sangat Memalukan. Tapi itulah sensasi politik. Tak heboh, maka tak bisa dianggap seksi. Rupanya, usaha itu pun dianggap masih kurang. Dia pun heboh mengaitkan artis cantik papan kelas atas. Tak tahu rimbanya darimana. Lagi-lagi, sensasi itu seksi dalam berpolitik.

Padahal, masyarakat Kota Bekasi saat ini cukup cerdas. Sebagai pengguna internet sebanyak 677.000 orang, tentu mata dan telinga mereka melek. Tak mau dibutakan dengan janji. Dan tak mau ditulikan dengan ucapan. Hampir setiap hari, masyarakat bisa melakukan browsing di handphone maupun laptop. Mencari pemimpin yang sesuai dengan selera, tentu akan mencaritahu latarbelakangnya. Tinggal menuliskan dalam mata pencaharian google, maka nama si calon pemimpin itu akan terbuka. Siapa dia, apa track record nya. Apakah pernah tersangkut korupsi, atau tidak. Semuanya akan dibuka di wilkpedia.

Tentu sebagai warga metropolis, bakal mencari sosok pemimpin yang memiliki kredibilitas tinggi. Kerja nyata, dan tak mau banyak teori. Maka tak heran bila arah warga dalam mencari pemimpin itu harus disetarakan dengan kerja yang sudah pernah dilakukan. Jangan mencoba-coba, atau melakukan testemoni kepada calon pemimpin yang baru. Rusak dijalan, rusak lima tahun kepemimpinan.

Namun, tak salah bila kepimpinan orang penting di Kota Bekasi diberikan kesempatan tersebut kepada pimpinan wakil rakyat. Sebagai pemimpin rakyat yang mendapat memiliki legitimasi masyarakatnya, mereka bakal tahu kekurangan dalam era pembangunan sekarang. Mereka kritis, dan siap melakukan pendampingan wong cilik. Terbukti, pendampingan korban penggusuran di Bekasi Selatan. Mereka terus mengeluarkan keringat demi melakukan pendampingan agar hak-hak korban penggusuran diberikan.

Saat ini, hanya 2.6 juta jiwa masyarakat yang memiliki legitimasi super power dalam menentukan pemimpin di Pilkada Kota Bekasi. Tentunya, bersih di mata hukum, siap dijadikan tombang wong cilik, dan mampu menyeimbangkan roda pembangunan. Itu yang menjadi point pencarian pimpinan baru di Kota Bekasi. Bukan harus mencari sensasi dengan mengeluarkan opini, tanpa menyadari kredibilitas.

Sukses Kota Bekasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun