Mohon tunggu...
hard Raves
hard Raves Mohon Tunggu... Atlet - adaa

adaa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semua Berawal dari Mimpi

15 Februari 2021   18:53 Diperbarui: 15 Februari 2021   18:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tiba-tiba terdengar suara 'kriiiiing kriiing", ternya itu suara alarm jam dan aku pun terbangun dari  tidurku.

" waaaah ternyata semua itu hanya mimpi  " kata aku.

Aku adalah siswa kelas 2 SMA, cita-cita ku memang ingin menjadi dokter, alasan aku ingin menjadi dokter adalah ingin menolong orang yang tidak mampu, sama seperti ku ayahku hanya seorang petani dan ibuku seorang pembantu rumah  tangga, itulah yang menyebabkan aku ingin menjadi dokter dan menjadi orang yang sukses.

Suatu hari hari ayahku jatuh sakit dan terpaksa tidak bisa bekerja menafkahi keluarga, aku sempat ingin berhenti sekolah dan Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi ibuku melarang ku untuk berhenti sekolah.

"Bu lebih baik aku berhenti sekolah saja dan Bekerja, aku tidak tega melihat ibu bekerja sangat keras untuk memenuhi biaya berobat ayah dan sekolah ku " kata aku.

" jangan nak ibu masih mampu membiayai berobat ayah dan sekolah  mu, kamu harus punya cita-cita yang tinggi dan jadi orang  sukses, kamu fokus aja belajar jangan pikirkan biaya sekolah, itu adalah tanggung jawab ibu dan ayah  " jawab ibuku

Perkataan ibu itulah yang membuat aku semangat dalam belajar.

Tidak terasa aku sudah duduk dikelas 3 SMA, disini aku berfikir tentang masalah biaya perkuliahan kedokteran sangat lah mahal, dan orang tua ku tidak akan mungkin bisa membiayai karena biayanya mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Aku pun sangat bingung memikirkan masalah itu, beruntung aku mempunyai seorang guru yang sangat peduli padaku, beliau selalu memotivasi dan membantu ku, namanya Bu Dewi, seorang guru biologi, beliau sangat mendukung ku untuk melanjutkan kuliah kedokteran, karena, katanya aku sangat berprestasi di sekolah, beliau selalu memberikan informasi tentang beasiswa.

Singkat cerita, aku berhasil lulus dari SMA dan mendapatkan nilai yang memuaskan, aku pun berhasil diterima di universitas ternamaI di Indonesia  fakultas orang tua ku sangat bangga atas pencapaian ku saat  ini, orang tuaku selalu berpesan kepada ku agar kelak aku menjadi orang yang sukses jangan sombong dan tetap rendah hati. Perkataan itu selalu berbekas dikepala ku.

Setelah beberapa tahun aku pun lulus dan menjadi seorang dokter, sungguh perjalanan yang tidak mudah untuk mencapai semua ini, aku percaya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. Dan mimpiku menjadi kenyataan

Latar belakang keluarga miskin tak pernah menyurutkan kemauan kita untuk merubah nasib dan menggapai cita-cita. Ketiadaan biaya juga tak membuat gentar saya untuk masuk ke sekolah bergengsi tersebut. Sama halnya dengan untuk masuk fakultas kedokteran, saya juga berhasil masuk tanpa harus menyiapkan uang sumbangan ratusan juta seperti yang selama ini banyak terjadi dimasyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun