Kenal dengan seorang tokoh yang bernama Chinmi? Yup..buat generasi yang lahir di era 80-an mestinya tidak asing dengan tokoh satu ini. Meski nama Chinmi menjadi nama tokoh untuk beberapa komik namun namanya tetap melekat untuk sebuah serial komik yang sangat fenomenal, Kung Fu Boy. Dan ini adalah cerita tentang Si Jagoan Kecil kami satu-satunya yang diapit duo cewek tomboy Si Kakak dan Si Adek.
Berawal dari masa liburan sekolah dua minggu menjelang lebaran kemarin, sebelum masa liburan sekolah anak dimulai saya kepikiran kira-kira apa aktivitas mereka selama liburan nanti ya? Apalagi bertepatan dengan bulan puasa, Si Kakak dan Si Jagoan Kecil sedang belajar berpuasa, kalau dihabiskan dengan bermain seharian bisa-bisa kecapekan dan putus tengah hari puasanya.
Berbeda dengan Si Kakak yang naik ke kelas 4 SD yang sudah full puasanya, Jagoan Kecil ini sedang belajar berpuasa dan.....membaca. Tumpukan bacaan di kamar Si Kakak sebenarnya cukup banyak mengingat dari kecil terlihat antusiasmenya terhadap baca membaca begitu tinggi. Tapi saya masih belum melihat ketertarikan Jagoan Kecil ini untuk membaca. Yang dia suka adalah berlari kesana kemari sambil lompat-lompat seolah-olah tidak pernah kehabisan energinya. Pertama memang karena masih usia TK jadi belum masuk fase calistung. Yang kedua karena tumpukan bacaan si Kakak yang penuh nuansa girly, mana cocok dan menarik buat Si Jagoan Kecil...
Cepat ingatan ini terbang ke masa kecil dulu. Dari sekian banyak bacaan yang dilahap habis jaman dulu, satu bacaan yang membekas dan sangat fenomenal langsung terlintas di kepala, Kung Fu Boy. Sepertinya sekaranglah waktu yang tepat untuk memperkenalkan tokoh fenomenal ini kepada Si Jagoan Kecil. Segera browsing toko online untuk mendapatkan koleksi lengkap dari serial yang dulu saya baca lompat-lompat dan dengan sabar menunggu terbitnya edisi selanjutnya. Akhirnya berhasil didapat edisi komplit serial Kung Fu Boy klasik 1-37 ditambah edisi lanjutan New Kung Fu Boy 1-20.
Gayung bersambut, Si Jagoan Kecil langsung berbinar matanya melihat tumpukan komik dengan cover gambar seorang bocah yang sepertinya cukup menarik perhatiannya. Lembar demi lembar dia baca perlahan dengan ejaan yang masih terputus-putus. Cerita bergambar ternyata lebih mudah untuk dipahami alur ceritanya oleh Si Jagoan Kecil yang sedang belajar membaca ini. Pantas saja tumpukan cerita serial Lima Sekawan yang sedang digandrungi Si Kakak kurang menarik perhatiannya. Coba tebak berapa lama Si Jagoan Kecil menghabiskan serial ini.? Masa liburan sekolah sekaligus libur lebaran dia habiskan untuk membaca lembar demi lembar, seri demi seri dari kisah petualangan Chinmi. Tangannya tidak lepas dari komik meski saat ngabuburit menjelang buka puasa sampai waktu perjalanan mudik yang penuh perjuangan serta saat silaturahmi ke keluarga besar di kampung halaman. Dan bertepatan dengan waktu masuk sekolah dia sudah khatam 37 serial klasik dan sekarang masuk seri ke 15 dari New Kung Fu Boy. Serial komik yang dikerjakan dengan susah payah selama 5 tahun oleh sang penulis, Takeshi Maekawa, dilahap dalam sekejap oleh seorang anak kecil. And guess what...kemampuan membacanya lancar jaya menjelang hari pertama masuk sekolah, tanpa perlu diajari.
Sekilas kita coba lihat mengenai cerita komik Kung Fu Boy ini. Kung Fu Boy klasik mulai diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 1991. Tamat pada serial ke-37 yang kemudian dilanjutkan dengan serial komik New Kung Fu Boy 1-20. Masih ada lagi kisah Kung Fu Boy Legend serta Chinmi Legend dan Kung Fu Boy Premium yang masih on going saat ini. 25 tahun sudah perjalanan Chinmi dan masih berlanjut. Sebenarnya tokoh Chinmi ini dibawa juga oleh sang penulis, Takeshi Maekawa, untuk tokoh dalam serial komik modern sebagai pemain bilyard yang jenius dalam Break Shot. Tapi tetap lebih membumi Chinmi dalam serial Kung Fu Boy, buat saya.
Kenapa saya pilih Kung Fu Boy bukan komik yang lain buat bacaan pertama Si Jagoan Kecil?
Sebenarnya pilihan memperkenalkan bacaan berupa komik untuk anak yang sedang belajar membaca cukup tepat dibandingkan bacaan non gambar karena akan memudahkan si Kecil untuk memahami jalan ceritanya disamping jumlah kata dan kalimat yang lebih sedikit tentunya dibandingkan buku cerita non gambar atau novel. Lalu kenapa saya pilih Kung Fu Boy bukan komik yang lain? Hal ini lebih karena ego dan emosi dari Papanya ini... jadi bisa ikut bernostalgia kisah seru waktu kecil dulu dan membaca bareng si Jagoan Kecil tentunya.