"Cowok paling enggak tuh ya, tiap hari selpi, tiap kali ganti pp. Kek ga ada kegiatan lain aja."
Saya comot sebaris kalimat ungkapan seorang teman di jejaring sosial yang mengungkapkan komentarnya tentang aktivitas memotret diri sendiri alias selfie. Teman saya ini seorang perempuan tentunya dilihat dari komentarnya.
"Coba aja kang, selpi monyong2 gitu, tak anpren segera, hahahaha..." lanjutan komentarnya menanggapi komentar dari seorang temannya.
Fenomena selfie memang sedang marak bermunculan di sosial media seiring tak terbendungnya teknologi informasi yang berkembang di dunia maupun di tanah air. Merujuk dari arti kata jika ditelusuri lebih dalam pengertian ‘Selfie’ menurut referensi pustakawan Britania adalah “sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui smartphone atau webcam yang kemudian diunggah ke situs web media sosial.” Jadi memang kemunculan fenomena ini sangat didukung oleh berkembangnya ponsel pintar yang semakin terjangkau secara harga. Pada awal munculnya ponsel pintar yang dilengkapi dengan fitur kamera, harga yang ditawarkan masih relatif tinggi dan juga teknologi kamera yang diusung juga belum mumpuni. Saat ini banyak sekali ponsel pintar yang bertebaran dengan berbagai fitur kamera yang semakin memanjakan diri pengguna untuk ber-selfie ria, salah satunya ponsel keluaran terbaru Smartfren Andromax C3S & C3Si. Ponsel berbasis Android dengan harga yang sangat bersahabat untuk anak muda ini memiliki fitur Front Led Flash Camera yang akan semakin membuat wajah penggemar selfie semakin cerah berbinar. Pengguna akan dengan mudah mengunggah foto selfie-nya di jejaring sosial dengan dukungan jaringan kecepatan tinggi dari Smartfren. Tentunya akan membuat diri semakin eksis di dunia maya dan membuat 'wow' teman yang lainnya.
Meski fenomena selfie ini mencuat seiring munculnya teknologi ponsel pintar, pada dasarnya 'hasrat' untuk selfie ini ada pada diri setiap individu meski dengan kadar yang berbeda-beda. Sisi egosentris kita tidak bisa dipungkiri. Coba wajah siapa yang kita cari saat melihat foto kita bersama sekelompok orang? Pertama kali tentunya kita akan fokus mencari wajah kita yang mana, baru urutan berikutnya kita lihat orang-orang dekat atau yang kita kenal. Hal ini menunjukkan bahwa sisi keakuan atau narsis tak bisa lepas pada diri seseorang. Tidak peduli mau wajah kita yang terjelek dari sekumpulan teman kita, tetap wajah sendiri yang kita cari di urutan pertama. Merujuk pada kalimat yang saya ambil dari status akun jejaring sosial salah satu temen putri di atas, sebenarnya foto-foto diri yang kita anggap paling 'wah' dan 'wow' tadi ternyata terasa 'bikin mual' orang lain yang melihatnya, tentunya jika berlebihan.
Beragam motivasi dan tujuan orang melakukan selfie. Saya coba analisa pribadi dengan berbekal beberapa foto selfie pribadi. Beberapa waktu yang lalu media sempat dihebohkan oleh peristiwa kecelakaan seorang pendaki gunung Merapi yang meninggal setelah melakukan foto selfie di sana kemudian terpeleset dan terjatuh ke kawah. Dari beberapa foto yang sempat diunggah ke media sosial, bisa jadi itu bukan masuk kategori selfie karena foto diambil oleh orang lain. Saya tidak ingin membahas mengenai kasus itu, tapi coba mengaitkan dengan motivasi penyuka selfie. Coba lihat foto selfie asli saya di bawah ini.
[caption id="attachment_368646" align="aligncenter" width="567" caption="Neo Style - The Matrix (Doc: HUM)"][/caption]
Foto di atas saya ambil sendiri menggunakan ponsel pintar di atas kawah Gunung Tangkuban Perahu. Apa yang menjadi motivasi? Gaya..? Lokasi ekstrim..? Pose menantang..? bisa jadi semuanya merupakan jawabannya. Merasa diri seolah menjadi sosok Neo dalam trilogi The Matrix. Berbagai komentar dari teman ketika foto selfie itu saya unggah beberapa saat setelahnya ke media jejaring sosial. Komentar haha hihi mewarnai status foto selfie saya tadi.
Bagaimana dengan potensi bahaya saat saya melakukan sesi foto itu? Sudut pengambilan gambar saja yang membuat foto itu seolah saya melayang mau jatuh ke belakang dengan kawah di bawahnya. Sebenarnya dengan satu tangan pegang ponsel pintar dengan fitur timer dan tangan satunya berpegangan pada pagar beton di pinggir tebing atas kawah tersebut. Jadi untuk mendapatkan momen istimewa dengan lokasi ekstrim kita tetap selalu memperhatikan potensi bahaya, safety first.
Kita coba lihat lagi foto selfie yang kedua di bawah ini.
[caption id="attachment_368647" align="aligncenter" width="441" caption="Goweser selfie (Doc: HUM)"]
Foto ini saya ambil di sela waktu istirahat bersepeda. Yap...bersepeda merupakan salah satu hobby saya. Tujuan selfie dengan kostum sepeda dia atas apa kira-kira? Gaya..? Tentu saja..! #nyengir
Selain itu sebagai pengumuman ke teman-teman di jejaring sosial mengenai hobby dan kegemaran saya, siapa tahu ada yang punya hobby sama atau tertarik untuk ikut bersepeda. Jadi alah satu fungsi foto selfie ini adalah untuk memberi tahu sisi lain dari kehidupan kita yang mungkin orang yang tiap hari berinteraksi di tempat kerja bahkan tidak tahu.
Foto berikutnya saya ambil dengan ponsel pintar yang punya fitur face recognition. Fitur ini bisa mendeteksi usia kita dengan algoritma tertentu saat kamera diarahkan ke wajah kita. Semakin narsis dan kepala tambah bengkak saja ketika sang ponsel pintar mengenali usia kita jauh di bawah usia sebenarnya. Sok imut, sok muda, sok keren..itu yang akan muncul di benak kita. Dan sebaliknya, berasa mual dirasakan oleh teman yang melihat foto yang diunggah. #nyengir
[caption id="attachment_368648" align="aligncenter" width="567" caption="Face recognition (Doc: HUM)"]
Sisi lain yang coba dimunculkan saat selfie adalah orang-orang dekat di sekitar kita. Foto selfie ini yang biasanya dilakukan bersama keluarga, istri, anak atau teman dekat. Foto selfie bersama ini menunjukkan eksistensi kita di sekitar orang-orang dekat. Kedekatan hubungan serta keakraban coba dimunculkan melalui sesi foto selfie ini. Bagaimana komentar Anda tentang foto selfie bareng si Kecil yang lucu di bawah ini..? Menggemaskan bukan melihat ekspresi si Kecil..? dan tentu sebaliknya bikin perut mules melihat foto bapaknya. :D
[caption id="attachment_368651" align="aligncenter" width="446" caption="Fish eye - Menggemaskan (Doc: HUM)"]
Ohh, iya..foto selfie ini menggunakan fitur fish eye pada ponsel pintar sehingga terlihat objek melengkung seperti objek yang dilihat oleh mata seekor ikan. Fitur ini sekedar sebagai variasi foto sehingga terlihat lain dan lebih menarik tidak monoton seperti foto pada umumnya.
Yang terakhir saya coba pasang foto yang satu ini. Langsung sakit perut pastinya ketika melihat foto selfie saya ini, lha wong proses pengambilannya saja di detik-detik saat perut mules. #jorok
[caption id="attachment_368653" align="aligncenter" width="432" caption="Jangan bugil di depan kamera (Doc: HUM)"]
Foto ini sebenarnya mengingatkan pada kasus foto kamar mandi para remaja putri ABG atau Alay yang bikin heboh media sosial. Foto selfie diri yang polos. Polos bukan karena wajah lugu tanpa dosa. Memang sih tampang ABG masih pada lugu, tapi polos tanpa sehelai benang dan ber-selfie ria di depan kamera tentunya hal bodoh yang mereka lakukan. Apalagi menyimpannya di ponsel kemudian diunggah sang pacar ke media sosial atau malah mengunggahnya sendiri..? So big mistake..! Jangan bugil di depan kamera..!!
Makanya saya foto selfie kamar mandi masih berpakaian, biar tidak menggoda iman.. #nyengir
Salam,
HUM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H