Mohon tunggu...
HUM
HUM Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sebut saja saya HUM, panggilan inisial yang melekat ketika saya beranjak dewasa. Saat masa anak-anak yang begitu lucunya sampai masa remaja yang sedemikian cerianya, tidak pernah terbersit sekalipun panggilan HUM, tapi yang namanya takdir siapa yang bisa menolaknya kan..?!\r\n\r\nhttp://www.69hum.com\r\n email : hardono.umardani@bicycle4you.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bad Day Pasti Berlalu

22 Maret 2012   05:07 Diperbarui: 6 November 2015   10:32 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba kalo' kita flash back cerita di atas. Gimana kalo' si tokoh cerita bangun lebih pagi, bisa prepare segala sesuatu sebelum berangkat kerja. Check tekanan angin ban, dongkrak, termasuk ban serep. Tentunya rentetan kesiyalan yang terangkai dengan mulus di atas niscaya tidak akan terjadi. Meskipun tentunya kalo' Allah berkehendak, kita juga tidak akan bisa berbuat apa-apa, tapi tentunya kita kan harus tawakal, berusaha semaksimal mungkin sebelum berserah kepada yang Maha Kuasa. Memang kelihatan klise..tapi memang itu lah kenyataannya. Prinsipnya kita jangan terpengaruh terhadap kondisi lingkungan sekitar, bahkan sebisa mungkin "aura" positif kita lah yang coba untuk bisa merubah lingkungan kita menjadi lebih positif. Seperti prinsip "let it flow" biarkanlah mengalir..atau kalo' untuk angin bisa diartikan bebas biarkanlah angin berhembus. Tapi yang yang kita pastikan adalah prinsip "ngeli tanpo keli"..apa coba maksudnya.? Itu filosofi jawa yang berarti "ikutlah arus tapi jangan sampai hanyut". Filosofi ini cukup dalam maknanya. Yang perlu kita lakukan sebenernya adalah mencari cara bagaimana agar kita tidak hanyut. Atau kalo' dengan istilah angin "ikutlah kemana angin berhembus". Kalo' angin berhembus sepoi-sepoi tentunya nyaman dan membuat kita terbuai. Coba kalo' yang berhembus si sexy Katrina, nyap-nyapan mah iya..hehhe.. So..gimana ya kira-kira biar tidak hanyut atau terbawa terbang si sexy Katrina..? Satu point kuncinya adalah kita butuh "petunjuk arah". Hal ini bisa kita artikan secara harfiah maupun dengan filosofi tinggi. Secara filosofi tentunya manusia butuh pegangan hidup dan arah yang jelas dari tujuan hidupnya. Bekal nilai-nilai agama menjadi satu pondasi yang penting dalam hal ini. Setiap kali kita mengalami masalah dah tidak tau arah mau kemana, yakinlah bahwa Allah menyertai kita. Mintalah pentunjuk kepada-Nya untuk arah yang benar. Klise sekali yah..??memang begitulah adanya. Trus kalo' dijabarkan secara harfiah kira-kira gimana ya..?? Tentunya persis seperti kata-kata harfiahnya "petunjuk arah". Jadi kita musti tahu posisi kita berada di mana..? mana kutub utara mana kutub selatan, jangan sampai kita yang jadi beruang kutubnya..hihihi... Maksudnya gini, sesuai dengan ilmu fisika yang kita pelajari pas AbeGe dulu bahwa angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan. Nah, dalam hal keselamatan, kita harus tahu ke arah mana angin berhembus, sehingga kita bisa lebih mengantisipasi untuk menghindari efek dari sang angin. Bahkan nenek moyang kita yang seorang pelaut, dari jaman dahulu kala sudah memanfaatkan potensi dari arah angin berhembus ini untuk berlayar mencari ikan di lautan luas sana. Ok kan..?? Sudah dapat kan benang merah dari badai kali ini..?? Biar lebih afdol, karena ini cerita seorang goweser, mestinya kita coba tarik si merah juga ke arah sepeda ya, masa' dari tadi nggak ada crita gowesnya sama sekali sih..? Tetep..pasti ada hubungannya donk antara Badai, Bad Day dan Gowes..(maksa.com).  

Seorang goweser sejati selalu memulai kayuhannya dari  titik nol. Coba kita simak kata-kata berikut..(dariCycle of Life) " Hidup ibarat mengayuh di atas sepeda, selalu bergerak dinamis mulai dari titik nol. Dimulai dengan kayuhan pertama dan terus menerus mengayuh tanpa henti, hingga mencapai tempat tujuan yang telah ditargetkan". Tepat sekali, harus punya target tujuan yang jelas. "Tuhan bersama orang yang berusaha bukan bersama mereka yang penuh galau keraguan. Keraguan adalah pantang bagi para pesepeda sejati. Tuhan memberikan kekuatan pada siapapun yang meyakininya dalam menempuh beragam perjalanan kita terus menguatkan diri untuk terus menguatkan kayuhan dalam kelelahan." Sipp..goweser sejati percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita.

Massimo Percossi / EPA Seorang pria mencoba menerjang lebatnya hujan salju dengan menggunakan sepeda di Roma, Italia. Pejabat negara setempat melaporan bahwa hawa dingin yang parah telah menewaskan lebih dari 100 orang di seluruh semenanjung Eropa, dimana suhu di beberapa daerah telah menurun sangat drastis. Sumber: MSNBC

Nah, untuk mendukung arah dan tujuan dari target goweser tadi, teknologi saat ini sangat mengerti dan mendukung akan kebutuhan ini. GPS bisa dimanfaatkan sebagai media penunjuk arah, tracking rute yang sudah dan mungkin akan dilewati oleh goweser lainnya. Mengikuti perkembangan jaman dan memanfaatkan teknologi secara positif merupakan bagian dari ilmu "ngeli tanpo keli". Coba apa jadinya kalo' kita nggak ngikutin jaman yang cepat sekali mengalami perubahan..kalo' gak dibilang gaptek ya nggak gahooll.....kalah deh sama alay yang lebay...cobain deh tracking pakai si ondel-ondel... hehhehe...

13323924531728770094
13323924531728770094
So..selalu ingatlah bahwa.. "there is no bad day, because everyday is a happy day"....cheeerrsss...^_^

 

Salam Gowes,

 

It's All About Bicycle

# bisa dibaca juga di : http://catatanku.bicycle4you.com/2012/03/badday-pasti-berlalu.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun