Kota ini dalam bahasa Prancis dinamakan Lucerne, dalam bahasa Italia disebut Lucerna, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Luzern.
Kota terpadat di Swiss bagian tengah ini dihiasi oleh ketenangan Danau Luzern atau orang Swiss menyebutnya dengan Vierwaldstttersee, kesejukan Sungai Reuss, dan keindahan Gunung Pilatus dan Rigi, yang merupakan bagian dari Pegunungan Alpen.Â
Luzern menawarkan beberapa destinasi wisata yang menjanjikan keindahan dan keunikan bagi wisatawan. Destinasi favorit wisatawan adalah Jembatan Kapel atau disebut Kapellbrcke, yang merupakan salah satu landmark kota Luzern.
Jembatan yang melintas di atas Sungai Reuss ini terbuat dari kayu peninggalan abad ke-14. Bayangkan sebuah jembatan kayu tetap 'awet muda' setelah ratusan tahun berdiri.
Di tengah-tengah jembatan ini berdiri Wassertrum, yang merupakan menara air tradisional. Menara setinggi sekitar 34 meter ini mempunyai kamar-kamar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dokumen dan barang-barang berharga di zaman dulu.
Wisatawan juga dapat mengunjungi Patung Lowendenkemal atau dikenal juga dengan nama 'The Dying Lion of Luzern'. Patung yang merupakan ikon Kota Luzern ini menyimbolkan keberanian tantara Swiss dalam mendukung Raja Perancis pada Revolusi Perancis.Â
Di sebelah Patung Lowendenkemal terdapat sebuah tangga yang bisa mengantar kita ke Geltschergarten, atau Glacier Garden, yang merupakan sebuah goa batu yang menyimpan glacier yang berumur ribuan tahun. Di lokasi yang tidak jauh dari 'patung singa' itu, berdiri dengan megah Hofkirche St. Leodegar atau Gereja St. Leodegar.Â
Gereja katolik Roma yang terletak di tepi Danau Luzern ini dibangun pada tahun 1633. Sebelumnya di lokasi ini berdiri Roman Basillica yang terbakar pada tahun yang sama. Letak gereja yang berada di tanah yang 'agak tinggi', membuat menara-menara gereja dapat terlihat bahkan dari seberang danau.Â
Di area old town ini, Luzern juga menyediakan pusat perbelanjaan yang menggelar berbagai produk, dari suvenir hingga barang-barang bermerek. Kita juga bisa menikmati pasar tradisional digelar di sepanjang Sungai Reuss.
Pasar yang terdiri dari tenda-tenda itu menjual kebutuhan pokok, buku, barang-barang antik, dan aneka bunga. Sayangnya pasar ini dibuka  hanya setiap hari Sabtu pagi.
Tetapi kenyataannya, sekitar 9 juta wisatawan berkunjung ke kota ini setiap tahunnya, dengan rata-rata lama menginap sekitar 2 hari.Â
Kenapa wisatawan harus menginap jika destinasi wisata cukup dikunjungi dalam sehari saja?
Kondisi ini dapat disebabkan karena Luzern merupakan 'kota transit' bagi wisatawan untuk berkunjung ke Mt. Titlis, gunung yang tingginya 3000 meter dan puncaknya ditutupi salju, yang merupakan destinasi utama wisatawan saat berkunjung ke Swiss. Jadi, agar waktu tidak 'termakan' dalam perjalanan dari kota lain, banyak wisatawan yang memilih menginap di Luzern.
Sekalipun demikian, tidak sedikit pula traveler yang datang ke Luzern dan tinggal dalam waktu yang cukup lama, memang ditujukan hanya ingin menikmati kota Luzern. Sebagaimana kota-kota di Swiss lainnya, harga apapun di Luzern juga tergolong mahal, tetapi kota ini menawarkan berbagai keindahan secara gratis.Â
Kita hanya perlu datang ke sebuah restoran outdoor di tepi Sungai Reuss, memesan minuman atau cemilan, lalu duduklah di kursi yang tersedia yang dilengkapi payung besar. Dengarkanlah nyanyian sungai yang mengalun lembut bersama tarian alirannya yang begitu mempesona.Â
Arahkan juga pandangan pada jembatan-jembatan yang melintas indah di atas sungai, dan bangunan-bangunan yang seakan berjenjang dengan latar belakang Gunung Pilatus dan Rigi. Penulis tentu dapat duduk di sini berjam-jam karena imajinasinya terangsang untuk segera dirangkaikan menjadi kata-kata.
Di kejauhan kita juga dapat memandang barisan bangunan khas yang terletak di bukit. Panorama akan semakin indah saat mentari masuk ke peraduannya. Bayangkan berapa karya tulis yang dapat dihasilkan penyair di tempat ini, dan berapa lukisan akan terekspresi oleh pelukis dalam kanvasnya.
Wisata memang tidak selalu berarti mengunjungi objek wisata yang telah masyur, tetapi tergantung pada tujuan wisata yang akan dilakukan.Â
Kota ini tidak menyediakan banyak destinasi wisata yang monumental, berbalut sejarah besar atau karya seni yang 'wow'. Kota ini hanya bersahabat dengan alam, dan alam yang menyediakan karya-karyanya untuk dapat dinikmati manusia. Kota ini merawat alam dengan baik sehingga alam merawat kota ini dengan baik pula.
Kota ini mengeluarkan dana besar untuk menjaga alamnya, dan alam mengembalikan dana itu dalam jumlah lebih besar. Alam inilah yang memanjakan wisatawan dengan berbagai pagelarannya.
Badan kita benar-benar terasa bersih dengan menghisap oksigen yang disediakan alam di sini. Kita juga merasakan jiwa kita menjadi bening atas pelajaran yang diberikan alam di kota ini. Jadi, bagi wisatawan yang membutuhkan ketenangan dan ketenteraman, kota ini adalah pilihan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H