Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membakar Kulit di Miami Beach

20 Juni 2020   10:19 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ocean Drive (Sumber: Koleksi Pribadi)

Saat mencari tiket pesawat dari Jakarta ke Miami, kami cukup tercengang melihat harganya. Bisa jadi akibat sedang peak session, tetapi mungkin juga harga tiket ke sana memang sebegitu mahalnya. Kami pun memilih untuk terbang dari Jakarta ke New York, dan selanjutnya menggunakan pesawat domestik ke Miami. Perjalanan memang akan menjadi lebih jauh dan memakan waktu lebih lama, tetapi perbedaan harga yang kami dapat sangat besar.  Cukup untuk membiayai sewa hotel selama perjalanan kami di beberapa kota di Amerika Serikat.

Kota Miami menawarkan cukup banyak destinasi wisata. Bagi wisatawan yang senang mengunjungi musium dan wisata sejarah, Miami menyediakan Musium dan Kebun Viscaya. Bangunan yang dibangun tahun 1916 merupakan bangunan bergaya Renaissance Italia, dengan furnitur dan seni dekoratif Eropa abad XV hingga XIX. Miami juga menawarkan Freedom Tower, yang merupakan salah satu gedung pencakar langit tertua di Amerika Serikat bagian tenggara. Nama gedung itu berkaitan dengan sejarahnya, dimana dulunya merupakan tempat proses keimigrasian pengungsi Kuba.

Bagi pencinta budaya dan seni, dapat mengunjungi Little Havana, yang merupakan distrik Kuba yang menyajikan budaya khas, seperti musik dan seni mural, serta makanan tradisional Kuba. Wisatawan juga dapat mengunjungi the Coral Castle yang merupakan kastil yang terbuat dari batu kapur. 

Karya seni ini dibuat oleh Edward Leedsklalnin selama 28 tahun (1923 -- 1951). Disamping itu, Miami juga menawarkan Miami Children's Museum, yang merupakan pusat pameran pendidikan dan hiburan anak-anak. Musium ini dirancang untuk memicu keingintahuan dan mengembangkan kreativitas anak-anak. Jangan lupa Miami juga menawarkan American Airlines Arena, yang merupakan markas Miami Heat salah satu klub basket tersohor di Amerika. Tempat ini juga sering digunakan penyanyi papan atas untuk melakukan konser.

Sementara itu wisatawan yang menyukai pesona alam dan kehidupan liar, Miami menyediakan berbagai destinasi seperti Taman Nasional Everglades, Miami Zoo, dan  Jungle Island. Taman Nasional Everglades, yang letaknya agak diluar kota Miami ini merupakan tanah rawa seluas 1,5 juta hektar, yang merupakan rumah bagi buaya, ular dan burung. Wisatawan dapat menikmati alam liar ini menggunakan airboat tour. 

Sementara itu, Miami Zoo merupakan rumah bagi sekitar 3.000 hewan liar, termasuk 40 spesies yang terancam punah. Keunikan kebun binatang ini adalah hewan ditempatkan dalam habitat yang mirip sebagaimana di alam liar. Sedangkan Jungle Island merupakan rumah bagi burung-burung hutan tropis yang eksotis, habitat satwa liar, seperti: harimau, babon, buaya, kura-kura, monyet, dan orangutan, dan taman sekitar 2.000 varietas tanaman eksotis, seperti: heliconias, pisang, anggrek, dan bromeliad.

Sekalipun cukup banyak destinasi wisata yang ditawarkan kota Miami, namun destinasi utama bahkan tidak jarang menjadi destinasi satu-satunya bagi wisatawan adalah Miami Beach. Pantai ini sangat luas dan membentang sepanjang Lautan Atlantik. Lingkungan yang tenang dan pasir yang lembut, membuat wisatawan sangat dimanjakan untuk bersantai, berjemur, berenang, atau bermain pasir. 

Pemandangan di pantai paling populer di Florida ini juga begitu indahnya, dari laut yang biru kehijau-hijauan yang ujungnya bersentuhan dengan kaki langit, pasir putihnya yang memanjang dan dihiasi rumah coast guard yang khas, sampai hotel-hotel tinggi yang menjadi background pantai. Pendek kata, kemanapun mata kita arahkan, yang kita dapati hanya keindahan.

Coast Guard (Sumber: Koleksi Pribadi)
Coast Guard (Sumber: Koleksi Pribadi)
Di areal ini kita juga dapat mengunjungi Art Deco, yang merupakan distrik bersejarah dengan gaya arsitektur yang populer tahun 1930 dan 1940. Bangunan dirancang minimalis yang diberi warna pastel dan hiasan berupa neon besar. Beberapa hotel tampak berdiri di daerah ini dengan dekorasi mengikuti Art Deco. 

Demikian juga dengan restoran di area ini, yang menawarkan outdoor untuk makan atau minum sambil menikmati suasana pantai. Ocean Drive merupakan jalan utama di areal itu, dimana kendaraan berjalan dengan pelan, dan beberapa mobil antik tidak jarang menghiasi jalan tersebut.

Suasana pantai juga terasa hingga ke pusat perbelanjaannya di Lincoln Road Mall. Pusat perbelanjaan ini terdiri dari toko-toko yang menjual berbagai produk bermerek. Sebagaimana Amerika umumnya, terkadang diskon yang ditawarkan bisa membuat wisatawan kalap dalam berbelanja. Di tempat ini kita juga bisa untuk sekedar bersantai atau menikmati secangkir kopi sambil menyaksikan orang yang berlalu-lalang.

Ocean Drive (Sumber: Koleksi Pribadi)
Ocean Drive (Sumber: Koleksi Pribadi)
Panas matahari di Miami bagi orang-orang bule merupakan anugerah yang besar. Semakin panas tampaknya semakin senang mereka berenang, berjemur, dan bermain di pantai. Bagi orang-orang bule, sengatan mentari dapat merubah warna kulitnya menjadi coklat, yang bagi mereka merupakan warna kulit yang eksotis. 

Berbeda dengan orang Indonesia yang cenderung menghindari sengatan mentari yang membakar kulitnya. Orang Indonesia menginginkan kulit seputih-putihnya, yang bagi mereka merupakan warna kulit yang indah. Dua kelompok manusia, mempunyai nilai berbeda terhadap warna kulit yang sama, sehingga berbeda pula prilakunya.

Begitulah tabiat manusia, yang tidak jarang cenderung menyukai apa yang tidak dimilikinya. Mereka yang berkulit putih ingin merubahnya menjadi coklat, dan mereka yang berkulit coklat ingin merubahnya menjadi putih. Rupanya kecantikan dan keindahan mempunyai nilai yang relatif. 

Kecantikan dan keindahan di suatu tempat belum tentu cantik dan indah di tempat lain. Sebuah penilaian memang tidak akan pernah terlepas dari budaya orang yang menilai. Dengan demikian, menilai perilaku seseorang berdasarkan budaya yang kita pegang akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Inilah yang sering menjadi pangkal masalah di dunia ini. Oleh karena itu, toleransi merupakan kunci kedamaian hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun