Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menapaki Jejak Mr. Bean di Paris

18 Juni 2020   09:42 Diperbarui: 20 Agustus 2020   14:36 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gare de Lyon (Sumber: Koleksi Pribadi)

Rute jalannya sebenarnya mudah, karena tinggal lurus saja melewati Arc de Triomphe, dan Musium Lovre. Masalahnya, kalau berjalan kaki, kita butuh waktu lebih dari dua setengah jam untuk sampai ke tujuan. Jadi, kami putuskan untuk naik Metro saja.

Gare de Lyon juga merupakan stasiun kereta antar kota di Paris, tetapi tidak seramai Gare du Nord. Stasiun ini hanya melayani tujuan ke kota-kota di selatan Paris, seperti Nice, Marseille, bahkan ke Barcelona dan Madrid. Di depan stasiun ini juga banyak berdiri hotel, restoran, dan toko-toko. Kalau kita ingin naik bis ke bandara, haltenya ada di luar gerbang stasiun. 

Tapi hati-hati karena copet mengintai wisatawan di halte itu. Di dalam stasiun, selain melihat platform tempat Mr. Bean naik kereta menuju Nice, kami juga mencari vending machine yang membuatnya terlambat naik kereta. Tak lupa, kami juga mengunjungi restoran tempat Mr. Bean makan seafood mentah khas Prancis.

Gare de Lyon (Sumber: Koleksi Pribadi)
Gare de Lyon (Sumber: Koleksi Pribadi)
Wisata memang akan membuat senang ketika kita mengetahui atau mempunyai cerita tentang objek wisata tersebut. Wisata yang kami lakukan sangat sederhana, dan hanya mengeluarkan biaya untuk membayar Metro. Ini sekaligus menunjukkan betapa sebuah cerita merupakan bagian penting untuk menarik wisatawan berkunjung. 

Siapapun bisa melakukan wisata seperti ini, tentu dengan cerita yang berbeda-beda. Dijamin dengan cerita yang kita miliki, perjalanan akan menyenangkan, dan tentu tidak perlu membayar mahal.

Seorang fans memang paling senang mengikuti idolanya. Tetapi idola bukanlah tokoh yang harus kita 'copy-paste'. Sampai kapanpun kita tidak mungkin menjadi diri tokoh idola kita. 

Tokoh idola dapat kita jadikan sebagai cermin, dengan mengambil nilai-nilai positif mereka dan membuang hal yang negatif. Tokoh-tokoh idola kita dapat menghasilkan karya-karya besar karena mereka mempunyai jati diri, bukan 'copy-paste' diri orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun