Pudarnya Nilai-nilai Pancasila di Era Globalisasi

Pudarnya nilai-nilai Pancasila di era globalisasi telah menjadi isu yang semakin mendesak di masyarakat Indonesia saat ini. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi landasan bangsa dan seharusnya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, seiring dengan masuknya  globalisasi dan berbagai  ideologi asing, nilai-nilai tersebut mulai terkikis. Banyak generasi muda yang lebih memilih  mengikuti perkembangan global ketimbang menjaga jati diri budaya dan nilai-nilai Pancasila yang  diwariskan  para pendiri bangsa.

Semangat patriotisme di kalangan generasi muda menunjukkan penurunan yang signifikan. Fenomena ini dapat diobservasi melalui preferensi generasi muda yang cenderung memilih produk-produk luar negeri dibandingkan dengan produk-produk buatan dalam negeri. Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang lebih menyukai budaya asing dan lebih cenderung menerapkannya di dalam negeri ketimbang melestarikan dan mempraktikkan budaya Indonesia. Sikap, pola berpakaian, bahkan gaya hidup yang mengadopsi budaya asing semakin terlihat, dan hal ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga telah merambah hingga ke daerah pedesaan. Berdasarkan hasil penelitian dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat, menyebutkan sebanyak 40 persen mahasiswa tidak hafal Pancasila. (Eni Sumarni, 2016). Penyebab utama dari kondisi tersebut adalah kurangnya sosialisasi pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia hingga seluruh tingkat lapisan Masyarakat.

Serta menurunnya rasa kebangsaan, Pancasila merupakan ideologi nasional Indonesia yang berfungsi untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang ada. Apabila nilai-nilai Pancasila mulai memudar, masyarakat berpotensi kehilangan rasa kebangsaan serta identitas nasionalnya, yang pada gilirannya dapat mengancam persatuan dan stabilitas negara. Sangat vital bagi setiap individu serta pemerintah untuk menghargai dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.