"Sejak kecil sampe sekarang saya suka tanaman karena hobi saya 'mbolang' tanaman di sekitar hutan pinus di sebrang kampung tempat tinggal saya di Sukoharjo," tuturnya.
Hingga kini, hobi 'mbolang' tetap melekat pada diri pria paruh baya itu. Jika ada waktu senggang dan sudah tidak repot, ia masih menyempatkan diri untuk sekadar menyambangi daerah-daerah tertentu di kawasan Kabupaten Bogor demi menyalurkan kegemarannya. Seolah-olah 'mbolang' merupakan aktivitas belajarnya sepanjang hayat. Tercatat beberapa daerah seperti Cibinong, Citeureup, Jonggol, Kecamatan Rumpin, dan Kecamatan Kemang pernah dijelajahi bersama rekan-rekan, sesama pecinta bonsai, maupun rekan-rekan yang menyukai aktivitas berpetualang di alam terbuka.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Terkadang, ada orang yang tertarik untuk membeli tanaman koleksinya meskipun tidak selalu dilepas bahkan selalu ditolaknya. Entah karena penawaran yang kurang cocok, entah karena ia memiliki motif lain. Ternyata, hal ini justru membuatnya memiliki motif berprestasi dan bersilaturahmi yang lebih tinggi. Dengan hobi itulah beliau mempunyai banyak rekanan mulai dari para pecinta maupun para kolektor tanaman bonsai. Bahkan, ada beberapa kenalan yang sekadar suka 'ngobrol santai sambil ngopi' yang awalnya tidak tertarik pada jenis tanaman tersebut, akhirnya mereka tertarik.
Ia pernah mendapat rezeki secara tidak langsung dari hobinya tersebut. Kemahiran dalam membuat pot sebagai wadah atau tempat media tanaman sempat membuatnya mendapat pesanan dalam jumlah yang lumayan. Ia menyanggupi pesanan pot tersebut. Pernah pula terpikir dalam benaknya untuk memajang beberapa koleksi tanaman bonsai di depan kios jamu. Jelaslah sudah, motif ekonomi pada akhirnya muncul dalam benak Pakde.
"Setelah Lebaran baru akan dibuat rak buat pajangan beberapa tanaman bonsai di depan kios jamu," imbuhnya.
Bagi para kolektor tanaman bonsai sejati, kebanggaan bukanlah hal yang utama. Justru kepuasan hatilah yang mereka rasakan. Apalagi mereka sangat mudah untuk mendapatkannya. Terlebih jika mereka sudah memiliki kocek tebal pada saku atau dompet. pemenuhan keinginan lebih dominan daripada pemenuhan kebutuhan.
Bagi Pakde dan kawan-kawan, kebanggaan menjadi kolektor tanaman bonsai merupakan hal yang utama. Mereka lebih mengutamakan penyaluran hobi sebagai kebutuhan, bukan sebagai keinginan belaka. Jika belum menemukan target, berarti belum beruntung. Sebaliknya jika sudah memperoleh target, beararti sedang beruntung.
Seorang wirausahawan jamu tersebut dapat menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi kita. Semangat daya juang, kegigihan, kesabaran, kekreatifitasan, dan keinginan berpikir untuk maju telah melekat pada diri Pakde. Dengan demikian, terbukti dalam berbagai aspek kehidupan tidaklah mungkin manusia melepaskan diri dari kegiatan, prinsip, dan motif ekonomi. Wahai para generasi milenial, marilah kita merefleksikan diri dan mulailah untuk meneladani karakteristik positif tersebut pada diri kita dengan keunikan masing-masing!
Penulis menganonimkan beberapa hal berkaitan dengan diri dan aktivitas responden dengan tetap menjaga nuansa positif hobi atau kegemaran mengoleksi tanaman bonsai secara bertanggung jawab. Semoga sekelumit kisah tersebut dapat berkenan bagi responden pada khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H