Bahagia sebuah kata yang sangat jamak terdengar. Memiliki banyak definisi. Tapi sangat sulit menerapkan atau memperoleh maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang dapat membuat seseorang bahagia. Tidak ada rumus khusus yang dapat dijadikan patokan untuk membuat kita bahagia.
Berbagai hal dapat dijadikan landasan bagi seseorang memaknai dan menikmati setiap pengalaman hidup untuk bahagia. Namun, secara umum lebih mudah menemukan hal-hal yang membuat kita kurang atau bahkan tidak bahagia. Saya mencoba mengacu pada sebuah buku karangan Ken Mogi yang berjudul "The Book of Ikigai".
Beliau merupakan seorang brain scientist, penulis dan penyiar. Ikigai dimaknai sebagai sebuah istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Ikigai memiliki lima pilar yang terdiri dari: awali dengan hal yang kecil, bebaskan dirimu, keselarasan dan kesinambungan, kegembiraan dari hal-hal kecil, dan hadir di tempat dan waktu sekarang.
Diawali pada pilar pertama. Seperti yang kita semua rasakan pada tahun 2020 ini banyak hal baru, pengalaman baru, serta kebiasaan baru yang mungkin saja baru kita alami untuk pertama kalinya. Keadaan baru yang membuat kita tidak nyaman, sebuah kebiasaan yang bukan bagian dari kehidupan kita.
Semua serba baru dan sangat tidak biasa bagi kita. Maka sesuai dengan pilar pertama Ikigai memulai dari hal yang kecil saya mulai mencoba buat blog pribadi untuk menuangkan opini pribadi saya untuk mengisi waktu ketika tidak bisa keluar rumah. Ini adalah salah satu hal kecil karna saya tidak menargetkan apa-apa hanya sekedar niat untuk berbagi dan menuangkan isi kepala saya.
Saya senang ketika di bulan April 2020 memutuskan bergabung menjadi bagian dari kompasiana. Mencoba berbagi cerita, opini, gagasan serta belajar bagaimana menuangkannya melalui tulisan kepada rekan-rekan yang ada di kompasiana.
Awalnya mungkin agak kaku atau bahkan tidak biasa menuangkan apa yang ada di pikiran ke dalam sebuah tulisan untuk dinikmati orang lain. Saya juga tidak pernah berharap bahwa tulisan saya akan diapresiasi atau bahkan dapat dinikmati rekan-rekan yang ada di kompasiana. Namun kegiatan ini saya lakukan dalam rangka beradaptasi pada keadaaan dimana banyak kegiatan fisik atau tatap muka yang dibatasi.
Pilar kedua dapat diwakili dalam kebebasan saya membuat tulisan serta membagi opini-opini saya. Apapun yang sedang ada dalam pikiran saya, saya coba tuangkan melalui kumpulan kata-kata.
Agak sulit memang awalnya untuk konsisten menghasilkan ide yang akan dibagikan dalam tulisan pada blog pribadi saya. Apalagi untuk menghasilkan sebuah tulisan yang memberikan inspirasi serta dapat bermanfaat bagi orang banyak. Â Namun saya mencoba tidak terbebani atau membuat diri saya sebebas mungkin.
Tidak ada tuntutan untuk selalu menuliskan blog. Semua tergantung ketika saya ingin menulis blog dan ada ide atau opini yang ingin dibagikan. Kemudian pilar ketiga yang berisi keselarasan dan kesinambungan, pilar ini saya terapkan dimana saya moncoba menjadi menulis blog ini menjadi kebiasaan baru saya sehingga mampu mnejadi kesinambungan baru dalam kegiatan sehari-hari saya.
Berbagi cerita ke semua rekan-rekan pembaca setia kompasiana. Bahkan saya sudah menanamkan untuk selalu mencoba melanjutkan berbagi opini saya melalui kompasiana. Hal ini juga secara tidak langsung memberikan sebuah pengalaman baru bagi saya.
Maka kemudian saya mampu menyadari pilar keempat ikigai dimana ikigai kita bisa hadir dari hal-hal yang kecil. Tingkat keterbacaan tulisan saya merupakan sebuah hal kecil yang mendorong saya serta memberikan kebahagiaan baru bagi saya.
Entah kenapa setiap melihat peningkatan jumlah keterbacaan tulisan atau artikel saya, kebahagiaan itu selalu muncul dan berkembang. Bangga dan bahagia selalu timbul dalam diri saya ketika tulisan saya mendapatkan peningkatan jumlah pembaca. Sampai-sampai saya sering sekali secara rutin melihat mengupdate peningkatan jumlah pembaca dari tulisan-tulisan saya dan selalu tersenyum ketika jumlahnya bertambah.
Hal kecil lain yang memberikan kebahagiaan kepada saya adalah ketika ada rekan kompasiana yang memberikan tanggapan atau komentar terhadap tulisan saya. Itu rasanya semakin membuat saya bersemangat untuk terus coba menuangkan apa yang ada di pikiran saya melalui tulisan yang saya bagikan pada blog pribadi di kompasiana.
Sesederhana itu ternyata membuat diri bangga dan bahagia. Mungkin ini salah satu contoh nyata Ikigai yang hadir dalam kesehariaan saya. Hal kecil dan baru juga sangat mengesankan. Bahagia ketika kita baru mencoba atau memulai mendapat apresiasi dari rekan-rekan semua.
Dari tahap-tahapan saya memaknai pilar-pilar yang menjadi dasar ikigai, maka saya pun mampu memaknai pilar kelima ikigai yang berbunyi hadir di waktu dan tempat sekarang. Menanggapi pandemi yang hadir pada tahun 2020 ini, maka akhirnya kita sampai di penghujung tahun ini. Tahun yang memberikan pengalaman serba baru bagi kita semua.
Banyak sekali hal-hal yang telah terbiasa kita lakukan atau telah menjadi bagian keseharian kita untuk sementara tidak lagi dapat kita nikmati. Mungkin, hanya sementara waktu namun mungkin saja akan terus seperti ini. Semua akan kembali pada diri masing-masing untuk beradaptasi.Â
Bagaimana kita beradaptasi pada kondisi sulit sekalipun namun ternyata mampu memberikan kebahagiaan baru dan juga membuat diri kita semakin kreatif. Paling tidak ketika kita belum mampu menyantuni sesama karena memang kondisi yang sedang sulit, setidaknya mari rekan-rekan semua mencoba hal-hal baru untuk melahirkan kebahagiaan baru pada kebiasaan normal baru ini.
Seperti saya yang ternyata menemukan kebahagiaan baru lewat hal kecil seperti berbagi cerita melalui kompasiana. Ini adalah kebahagiaan saya.
Jadi, mari berterima kasih untuk tahun 2020 dan ucapkan selamat datang pada tahun 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H