Mohon tunggu...
Dian Hardianty
Dian Hardianty Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga dan bekerja yang suka dunia literasi

Ibu rumah tangga dan bekerja yang suka dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Usul Impor Beras di Lumbung Padi

30 Maret 2021   19:52 Diperbarui: 30 Maret 2021   19:56 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kesejahteraan petani harus menjadi perhatian serius jika ingin mencapai kedaulatan pangan. Harapan tentang hasil yang akan didapat pasti menjadi dorongan tersendiri untuk merawat tanamannya sebaik mungkin. Sebaliknya, harga yang turun akan menyulitkan petani untuk modal produksi periode berikutnya. Jangankan untuk membeli pupuk, untuk keperluan sehari-hari saja sulit terpenuhi. 

Jika dibiarkan terus-menerus, hal ini akan berdampak pada regenerasi petani. Perlu tangan-tangan anak muda terampil yang memiliki pengetahuan dan inovasi untuk meningkatkan sektor pertanian. Akan tetapi, jika masih saja prospek ke depannya kurang baik, siapa yang akan tertarik? Bertani karena memilih menjadi petani berbeda dengan menjadi petani karena tidak ada pilihan lain.

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) idealnya berkisar antara 1 juta ton hingga 1,5 juta ton. Hingga akhir Februari, stok CBP Bulog mencapai hampir 1 juta ton. Jika khawatir dengan cadangan beras dalam negeri, Bulog dapat menyerap beras secara optimal dari petani. Bukankah lebih baik menyejahterakan petani negeri kita sendiri daripada petani dari negeri lain? Tentu saja dengan lebih memperhatikan distribusi dan proses penyimpanannya.

Solusi dari polemik ini adalah kaji ulang kebijakan impor beras. Baru sebatas informasi akan ada impor sudah membuat harga gabah turun. Apalagi jika impor benar dilaksanakan pada saat panen raya.

Keputusan perlu atau tidaknya impor akan lebih pas jika sudah mengevaluasi data pada Juli hingga Agustus. Panen raya sudah berakhir dan ketersediaan pangan bisa dilihat. Mudah-mudahan saja hasilnya tetap tidak perlu impor. Jika hal itu terjadi, rasanya mewujudkan kedaulatan pangan dan petani berjaya bukan lagi sekedar angan.

Bandar Lampung, 20 Maret 2021

Sudah dimuat di media online Infra Merah pada tanggal 24 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun