Mohon tunggu...
Hadriyanti Utami Putri
Hadriyanti Utami Putri Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah guru honor di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Mataram

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bisik-bisik Problema Sosiologi

28 Maret 2015   09:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problematika berasal dari kata problem yang artinya permasalahan atau masalah. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan. Masalah ini timbul karena adanya kesenjangan antara kenyataan dengan sesuatu yang diharapkan.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau situasi yang sengaja direncanakan dalam membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa menjadi lebih baik.

Dapat disimpulkan pengertian dari problematika pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapainya tujuan yang maksimal.

Pada zaman modern ini, kita ketahui bahwa banyak sekali terjadi masalah-masalah sosial, terlebih lagi di kota besar bahkan kini sudah merambat ke sudut-sudut kota. Kita tahu juga bahwa yang menjadi pelaku atau tokoh utama dalam masalah sosial yang terjadi saat ini adalah generasi muda kita yaitu para remaja atau pelajar sekolah. Sehingga timbulah pertanyaan dalam masyarakat

“mengapa hal ini bisa terjadi ?”

Dalam masalah ini pasti akan memiliki keterkaitan dengan kehidupan, hubungan dan karakter seseorang, sehingga sosiologi sangat tepat dalam membahas masalah ini. Namun yang kita dapat ketahui bahwa sosiologi yang sekarang diterapkan disekolah khusunya di tingkat SLTA kurang efektif dan efisien dikarenakan guru sosiologi di sekolah-sekolah masih kurang, ditambah lagi dengan adanya guru yang bukan dari lulusan pendidikan sosiologi itu sendiri, sehingga terjadi ketidaksesuaian antara lulusannya dengan pengajarannya yang akan berdampak kurang baik pada sistem pembelajaran, yang guru tersebut masih memiliki sedikit pengetahuan dalam sosiologi atau hanya dasar-dasarnya saja.

Padahal kewajiban guru sosiologi adalah menanamkan sifat dan sikap sosial yang baik kepada anak didiknya dan ketika dewasa nantinya yang diharapkan akan bisa berguna bagi masyarakat disekitar mereka.

Selain itu banyak juga siswa yang menafsirkan bahwa ilmu-ilmu sosial itu membosankan seperti sejarah, sosiologi dan lainnya, serta banyak juga di antara mereka yang senang dengan pelajaran-pelajaran eksak seperti matematika, fisika dan lainnya, karena dalam pelajaran tersebut misalnya dalam menjawab soal sudahpasti ada jawabannya yang akurat dan tidak bertele-tele, serta di dalam ilmu sosial untuk menguasainya dibutuhkan kemampuan untuk menghafal yang luar biasa, apalagi di saat guru menjelaskan sejumlah teori sosial, siswa yang memiliki kemampuan yang kurang mengingat atau menghafal pasti akan bingung dan sulit untuk memahami penjelasan tersebut.

Terkadang banyak kejadian ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, kemudian para siswa hanya mengangguk-angguk yang bertanda siswa itu sudah mengerti namun yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang diharapkan, sehingga saat diadakan evaluasi ringan seperti mengulang kembali penjelasan yang disampaikan guru para siswa tidak bisa serta banyak yang merintih akan ketidakmengertiannya, lalu mereka akan terus berfikir bahwa pelajaran sosial seperti sosiologi sulit dan menjenuhkan.

Adapun yang harus dilakukan agar permasalahan di dalam pembelajaran sosiologi ini dapat di atasi, yaitu sebagai berikut :

1.Guru harus membekali diri dengan contoh-contoh masalah yang sedang terjadi dengan keadaan yang sebenarnya di dalam masyarakat untuk bisa di jadikan pengajaran dikelas

2.Siswa ditekankan supaya lebih sering membuka internet yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi remaja seusianya dan disarankan untuk belajar bagaimana cara mengatasinya

3.Guru lebih mendekatkan diri kepada peserta didik yang berperan sebagai teman supaya siswa itu lebih merasa nyaman dengan gurunya dan akan bisa dengan rileks menyampaikan masalah-masalah yang ada pada diri dan keluarganya

4.Masalah-masalah yang terjadi pada siswa saat ini sebisanya harus disikapi dengan penghayatan atau pemberitahuan dengan cara yang bisa diterima siswa SMA yaitu dengan cara yang menarik dan hangat tanpa siswa tersebut merasa digurui atau di salahkan

5.Guru berusaha memposisikan dirinya kepada masalah yang terjadi pada siswa supaya bisa menarik akar permasalahan yang bisa diterima oleh siswa tersebut

6.Siswa disarankan untuk sekali waktu disuruh untuk mengambil salah satu kasus yang nyata yang sedang terjadi di ligkungannya yang berhubungan tentang masalah remaja dan di suruh untuk memberikan contoh bagaimana cara menangani masalah itu dari sudut pandang siswa yang berantakan

7.Seorang guru sosiologi diharapkan mengurai benar ilmu yang di ajarkan secara profesional terutama dalam memberikan solusi terhadap masalah atau kasus yang terjadi pada siswanya dengan cara lebih sering mengajak siswa melakukan pengajaran dengan cara mengangkat salah satu kasus supaya lebih menarik siswa untuk belajar, misalnya debat atau diskusi yang di atur sedemikian mungkin

Akhirnya sifat terbuka dari seorang guru sosiologi kepada siswanya akan menjadi prioritas utama dalam berjalannya proses belajar mengajar dengan baik dan lancar. Karena disini guru adalah sebagai mitra bukan sebagai seorang penceramah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun