Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perihal-perihal di Kepalaku yang Mulai Ranum Uban

4 November 2023   10:26 Diperbarui: 4 November 2023   10:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar channel youtube Sastra festival

PERIHAL-PERIHAL DI KEPALAKU YANG MULAI RANUM UBAN

Di kepalaku yang mulai tumbuh satu-satu uban, aku memuat puisi dan fiksi. Yang bersumber dari segala macam ingatan, pemikiran, dan pandangan, juga segala perasaan yang acap kali mengacaukan dada dan jantung, hingga sesak dengan debar yang tak beraturan.

Tepat satu hari yang lalu aku mendapat kabar, perihal sekerat puisiku yang berjudul Kepada Iblis yang Bersarang di Rumah Ibuku mendapat nominasi sebagai puisi terbaik di salah satu festival sastra. Masih di hari yang sama, kutemukan cerpen karanganku Mak Ngah dan Tiga Biri-Biri di Kepalanya tercantum dalam cerpen pilihan Mbludus.com 2023.

Baik cerpen dan puisi tersebut, kubikin hanya dalam sekali duduk. Tentu saja setelah melalui perenungan yang panjang dan dalam beserta berbagai riset jauh-jauh hari.

Melalui puisi dan fiksi aku hendak menyampaikan beberapa pesan dengan cara paling slow motion. Bukankah menulis untuk membagi-bagikan berbagai macam pengetahuan? Entah itu ilmu pengetahuan berbasis pendidikan, pengetahuan life style untuk mendukung kecakapan hidup, atau bahkan pengetahuan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Berikut tips penulisan puisi dan fiksi:

1. Banyak-banyak membaca agar memberikan perspektif baru
2. Tentukan tema/topik
3. Lakukan riset
4. Mulai menulis dengan tenang dan fokus
5. Baca ulang dan edit bila perlu

Karena telah melakukan riset jauh-jauh hari, biasanya aku hanya memerlukan waktu 30 menit sampai 2 jam saja untuk menulis. Waktu seharian kuperlukan untuk membaca ulang dan mengedit typo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun