Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengunyah Pempek || Puisi Dian Chandra

31 Oktober 2023   04:12 Diperbarui: 31 Oktober 2023   04:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

datanglah ke kedaiku
ada keriuhan minyak
bercampur hujan;
-- bocor di selasela atap

akan kubentangkan pempek
yang mematut-matut ikan giling
di badannya
lalu meminta dimandikan
dengan kuah asam pedas
yang paling legam

mungkin inilah akhir keriuhan
saat pempek berkerumun
di mulut
menyalak deru kereta
yang berurutan turun
ke
lambung
-- memanjang senyum di ceruk muka;
pembeli

setelahnya kubiarkan
kesepakatan reda;
dengan gulungan rupiah
di ujung jemari
-- sisa-sisa kecupan ikan
dan gumulan sagu

Toboali, 17 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun