Prapanca berumah dalam puisi
menguraikan pupuh demi pupuh:
pucuk-pucuk kepemimpian Majapahit
yang bermula dari kesepakatan Kertarajasa Jayawardhana dan Wiraraja
yang lalu menghantarkan kegilaan Jayanagara
Sebuah kerakusan yang paling prihatin
memberi ruang dendam di sayup-sayup nurani Tanca
Namun, Prapanca terlampau penurut
pupuh-pupuhnya mengantarkan ketenangan dalam kematian Jayanagara
serupa kedamaian di wajah Wisnu dan Buddha
memaksa Rajapatni Gayatri sejenak berhenti bertapa
untuk mendekap putri dan cucunya
dalam kemegahan tahta
apapun kepastian dan penderitaannya!
Prapanca menyibak pelan perjalanan leluhur Hayam Wuruk
mengalami pupuh demi pupuh
dengan keringat perjumpaan
yang berjejak di sepanjang kunjungan:
tempat orang-orang berduyun-duyun
merayu Dewa dan leluhur
di punggung peristiwa
untuk memapah kehidupan
Toboali, 01 April 2022
Catatan:
Puisi terinspirasi dari Kitab Nagarakrtagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H