Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teritip || Puisi Dian Chandra

17 Oktober 2023   13:57 Diperbarui: 17 Oktober 2023   14:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


aku akan mengadu teritip
yang lekat di karang-karang
dengan palu di tangan
dan gelas bolesa di pasir
yang taksabar mendekap kecap teritip

sepulangnya, kukukuhkan ingatan
dengan resep nenek
kuhantarkan teritip pada pekasem
 :aku membikin ingin mata orang-orang

Toboali, 16 Oktober 2022

FYI, teritip adalah makanan khas Bangka. Teritip ini mulanya  menempel di batuan karang di sepanjang pantai pulau Bangka. Bentuknya putih abu-abu kenyal dan berisi air. Setelah dibersihkan dari pasir dan serpihan cangkang, teritip bisa langsung dimakan. Tak hanya itu, teritip bisa dibuat menjadi pekasem dengan menambahkan air jeruk.

Oh ya, saking populernya teritip di Bangka sampai dijadikan nama tempat dan  bahkan aplikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun