Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petarung Kuno || Cerpen Dian Chandra

7 Oktober 2023   14:01 Diperbarui: 7 Oktober 2023   14:07 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tiga bulan Kota Bugenvil dilanda ketakutan, sepuluh orang warganya ditemukan mati dengan tulang leher patah. Anehnya, semua korban berjenis kelamin pria.

Para warga tak hanya takut dibunuh, tapi juga takut akan diculik. Kabar yang beredar mengatakan hanya para pria yang dibunuh, sedangkan para wanitanya diculik tanpa jejak.

Polisi mengumpulkan berbagai informasi penting, meski belum berbuah hasil yang sepadan. Pelaku masih belum ditemukan.

Makin takut lah para warga. Tak sedikit dari mereka memutuskan untuk kabur dari kota terkutuk itu, ada pula yang memutuskan untuk membentengi rumah mereka dengan tembok yang kokoh, memasang alarm keamanan, hingga menyewa seorang bodyguard. Namun, seberapa besar pun usaha mereka, hanya akan berbuah kematian bagi si pria, dan penculikan bagi si wanita.

Suatu ketika seorang polisi menyadari sebuah pola yang tak biasa dari kasus yang memusingkan kepalanya, "Para wanita yang diculik bukanlah wanita biasa, melainkan para wanita yang memiliki kepandaian tertentu. Lihat pada tanggal 2, Mey si Bidan diculik dan suaminya yang pejabat korup itu mati mengenaskan, lalu ada Niss, seorang montir diculik pada tanggal 5 dan ayahnya ditemukan mati ...." 

Polisi muda itu menghentikan analisanya untuk melihat ekspresi atasannya. Setelah yakin jika analisanya diterima ia pun melanjutkan kalimatnya, "Semua korban pria memiliki dosa yang tak biasa!"

***
Tengah malam, seorang wanita berpakaian menyerupai Ksatria abad pertengahan, tampak mengendap-endap di balik pepohonan. Matanya tajam menatap jauh ke depan, sebuah rumah bertingkat dua dengan kolam renang. Rumah besar itu dijaga oleh lima orang pria berbadan besar.

Entah bagaimana caranya dalam hitungan menit, kelima pria besar itu seketika rubuh ke tanah. Cepat-cepat wanita berambut panjang itu masuk ke dalam rumah. Ia berhasil menangkap pemilik rumah, lalu mengikat suami istri itu di sebuah kursi yang menghadap ke kolam renang.

***
Perempuan berpakaian ksatria itu terbangun sesaat setelah seember air membanjiri wajah dan tubuhnya. Tubuhnya terikat pada  sebuah kursi, di hadapannya berdiri seorang pria berseragam polisi. Ia menyalakan sebatang rokok.

"Jadi, kau lah Petarung Kuno itu?" tanya si pria sinis, sembari menempelkan bara rokok ke kulit tangan si perempuan. Namun, dibalas dengan semburan ludah.

Polisi muda itu mengelap wajahnya, lalu berbalik menendang hingga korbannya terjerembab ke lantai dalam posisi masih terikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun